Suara.com - Persoalan kekurangan bahan pangan menjadi lebih serius sejak munculnya pandemi Covid-19 di seluruh dunia.
Itu terjadi karena tersedatnya distribusi pangan akibat adanya aturan kuncian hingga berkurangnya pasokan pangan yang diiringi dengan jumlah penutupan pasar sepanjang 2020.
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyatakan bahwa sebagian besar kasus penutupan pasar tradisional terjadi sejak Mei hingga Juli 2020.
Angkanya kemudian terus bertambah hingga 10 Oktober 2020 dengan tercatat sebanyak 193 pasar tradisional di seluruh Indonesia dilaporkan tutup sementara.
Baca Juga: Jakarta Hujan Sebentar, Jalanan di Kelapa Gading Banjir
Bali menjadi provinsi kelima tertinggi di Indonesia dengan jumlah sembilan pasar tradisional tutup sementara akibat Covid-19.
Untuk itu, Yayasan Scholars of Sustenance (SOS) Bali bersama Campaign.com mengajak masyarakat peduli terhadap krisis ketahanan pangan di Indonesia dengan cara yang paling sederhana.
Mereka mengajak anak muda untuk mengikuti tantangan 15 hari konsisten untuk tidak menyisakan dan membuang makanan lewat kampanye #EmptyYourPlate dalam aplikasi Campaign #ForChange.
Lewat kampanye itu, SOS Bali akan mencairkan donasi sebesar Rp 100 juta dari empat sponsor yakni PT Maskapai Reasuransi Indonesia, PT Pioneerindo Gourmet International TBK (CFC), PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk, dan RestoDepot.
Inisiatif itu didasari juga laporan dalam Food Sustainability Index 2018 yang dirilis oleh The Economist Intelligence Unit bersama Barilla Center For Food and Nutrition Foundation.
Baca Juga: Jakarta Hujan, Pintu Air Pasar Ikan Siaga 2
Dikatakan bahwa rata-rata orang Indonesia membuang sekitar 300 kilogram makanan per tahunnya. Masyarakat yang ingin terlibat hanya cukup mengunggah foto piring yang bersih dari sisa makanan.
Setiap satu foto setara dengan berdonasi sebesar Rp 25 ribu yang diberikan dari keempat sponsor melalui Yayasan Dunia Lebih Baik (YDLB).
"Semenjak Covid-19 melanda Indonesia pada 2020, SOS Bali telah menyediakan total 1.530.000 makanan yaitu sekitar 362,6 ton bagi keluarga yang membutuhkan di Bali," kata Project Manager SOS Duane James Denton dalam konferensi virtual SOS Bali Online Media Session, Senin (25/1/2021).
Mereka oenerima manfaat terdiri dari 16 panti asuhan, 4 panti bagi difabel, 24 komunitas masyarakat rentan, serta 34 desa di Bali.
Denton menyampaikan bahwa SOS telah berkolaborasi dengan HORECA dan pemerintah untuk mengentaskan isu-isu seputar pangan dan lingkungan.
Tetapi, persoalan kebutuhan bantuan untuk memenuhi pasokan pangan memang selalu meningkat secara signifikan.
"Harapannya, anak muda semakin peka dengan isu ini, berkomitmen untuk mengurangi sampah makanan sekaligus berperan mengentaskan krisis pangan," ucapnya.
Tantangan tersebut masih berlangsung hingga akhir Maret 2021 dan donasi yang terkumpul akan disalurkan dalam bentuk pasokan makanan bagi kelompok rentan di Bali.