Suara.com - Ada saatnya seseorang harus berbohong terhadap suatu hal. Entah itu karena alasan untuk mendapatkan apa yang mereka mau atau sengaja menutupi sesuatu.
Tapi satu hal yang perlu diingat, seseorang yang berbohong biasanya mengalami perubahan tingkah laku.
Dikutip dari Time, seorang ahli bahasa tubuh dan penulis How to Detect Lies, Fraud and Identity Theft: Field Guide, Traci Brown mengatakan, kebohongan dapat terlihat ketika seseorang mengetahui bagaimana orang lain bertindak jujur.
Hal itu akan terlihat ketika ia berbohong akan menghasilkan tingkah laku yang berbeda.
Baca Juga: Viral Dakwah Quraish Shibab, Ini Hukuman yang Ikuti Pemimpin Pembohong
Sedangkan menurut penulis The Body Language of Liars, Dr. Lilian Glass, orang dapat mengetahui kebohongan dari kode komunikasi yaitu dari gerakan tubuh, ekspresi wajah, nada suara, dan isi pembicaraan.
Di bawah ini terdapat tanda-tanda komunikasi jika seseorang telah berbohong yang bisa dijadikan acuan:
Bahasa Tubuh
Seseorang yang berbohong dapat terlihat dari gerakan tangan yang mereka lakukan. Seseorang yang berbohong biasanya akan melakukan gerakan tangan setelah atau sebelum percakapan.
Sebuah studi tahun 2015 yang dilakukan oleh University of Michigan menemukan, mereka yang berbohong lebih cenderung memberi isyarat dengan kedua tangan daripada yang mengatakan kebenaran.
Saat seseorang berbohong, mereka juga cenderung gelisah dan menggerakan tubuhnya ke depan, belakang, bahkan memiringkan kepada ke samping.
Baca Juga: Konyol! 3 Orang Ini Ngaku Kena Covid Kelabuhi Istri, Satpol PP dan Polisi
Orang yang berbohong biasanya cenderung merasa gugup. Ketika orang gugup, saraf otonom akan mengatur fungsi tubuh yang mendorong orang tersebut merasakan gatal di tubuh mereka. Oleh karena itu, orang yang berbohong sering menggaruk bagian tubuh.
Ekspresi Wajah
Biasanya seseorang yang berbohong akan menatap pada beberapa waktu. Namun, ia juga suka membuang muka pada beberapa waktu. Penelitian yang dilakukan oleh Geiselman di UCLA menemukan, orang terkadang membuang muka sebentar saat berbohong.
Selain itu, studi tahun 2015 yang dilakukan oleh University of Michigan juga menemukan, mereka yang berbohong lebih mungkin untuk menatap daripada mereka yang jujur.
Namun, masih ada perdebatan mengenai penelitian ini, karena dalam beberapa orang cenderung untuk tidak menatap saat dirinya berbohong.
Tidak hanya menatap, seseorang yang berbohong lebih sering menggulung bibirnya. Penelitian yang dilakukan di UCLA menemukan bahwa orang yang berbohong lebih cenderung mengerutkan bibir saat ditanya pertanyaan sensitif.
Mengerucutkan bibir juga bisa berarti seseorang tidak ingin terlibat dalam percakapan yang sedang berlangsung.
Seseorang yang berbohong juga biasanya berubah menjadi lebih pucat, berkeringat, dan bibir yang kering. Hal ini karena darah mengalir keluar dari wajah sehingga membuat orang tersebut menjadi pucat.
Sistem saraf otonom juga dapat memicu seseorang berkeringat saat berbohong. Ia juga akan mengalami kekeringan di mulut sehingga membuatnya menjilat atau menggigit bibir mereka. Biasanya orang yang berbohong juga sering berkedip atau menyipitkan mata secara berlebih.
Nada Suara
Seseorang yang berbohong biasanya akan bernada tinggi saat berbicara. Hal ini karena gugup pada dirinya sehingga otot pita suara menegang. Nada tinggi ini biasanya datang tiba-tiba. Ia juga sering berdeham untuk mengatasi ototnya yang menegang.
Isi Pembicaraan
Orang yang berbohong lebih sering menekannya jika dirinya berkata jujur. Biasanya ia sering mengatakan "Saya mengatakan yang sebenarnya" atau "Jujur, saya tidak melakukannya". Selain itu orang yang berbohong lebih sering mengucap seperti "um" atau "uh".
Penelitian yang dilakukan di University of Michigan menemukan, "berbicara dengan lebih banyak vokal" menjadi indikator umum penipuan.
Hal ini karena mengulur waktu mereka untuk memikirkan apa yang selanjutnya akan ia bicarakan. Di samping itu, saat berbicara, orang yang berbohong sering kali mengoreksi kata-katanya sendiri. (Penulis: Fajar Ramadhan)