Lalu, apa tantangan yang dihadapi selama berbisnis tas tenun khas Indonesia?
Aulia mengatakan, ia sadar bahwa produknya tidak membina pengrajin tenun. Itu, pada akhirnya, telah menjadi kendala tersendiri.
Misal, ada kelompok pengrajin yang menenun karena bagian dari budaya dan hanya akan menenun dalam kondisi tertentu saja. Sementara lainnya, ada yang menenun karena telah menjadi mata pencaharian utama mereka.
"Kain yang kami pakai luas dan kami tidak bina pengrajin. Terutama menenun yang menjadi bagian dari budaya mereka. Maka memastikan mereka tetap menenun dan tetap lestari, itu yang jadi kendala kami."
Di sisi lain, penggunaan benang dan pewarna pada kain tenun juga bagian dari kendala umum lainnya.
"Pewarna alam baik tapi bisa jadi tantangan juga. Warna sulit ngiket dan mudah luntur."
Aulia mengatakan dirinya tidak saklek dan kaku mengenai paradigma pewarna alam atau pewarna buatan. Ia juga tidak akan melakukan glorifikasi pada produk tas yang dibuat dengan pewarna alami.
Tapi jika ada yang bertanya, Ia mengaku akan menjawab saat ada konsumen bertanya apakah produk yang akan dibelinya menggunakan pewarna alam atau pewarna tekstil.
Produk LUNGSIN sendiri tersedia dalam bentuk tote bag, clutch, pouch hingga duffel bag dengan harga mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 2.6 juta. Tertarik untuk membeli?
Baca Juga: Ajak Masyarakat Optimistis, Didiet Maulana Kenalkan Karya Terbaru