Suara.com - Vaksin Covid-19 membawa harapan baru bukan hanya untuk sektor kesehatan, tapi juga sektor pariwisata.
Dilansir Anadolu Agency, Institut Forum Pariwisata Dunia (WTFI) mengatakan setelah mengalami pukulan telak pada 2020, sektor pariwisata dapat tumbuh 25 persen pada 2022 dibandingkan dengan 2019 jika pemberian vaksin tahun ini dilakukan secara transparan dan baik.
"Dalam skenario pesimis, ketika distribusi vaksinasi dimulai, dunia diperkirakan akan kehilangan USD1 triliun pendapatan dari pariwisata secara global," kata Bulut Bagci, kepala WTFI yang berbasis di Inggris.
Namun, menurut dia, dalam skenario optimis, tidak akan ada kerugian bila vaksinasi diberikan secara transparan.
Baca Juga: Waduh, AS Kembali Laporkan Kasus Alergi Parah Usai Disuntik Vaksin Covid-19
Berbicara tentang aktivitas organisasinya di platform global, Bagci mengatakan bahwa institut itu membantu negara-negara menarik investasi pariwisata dan pengunjung.
"Investor mencari kami dan kami memutuskan tujuan investasi," kata Bagci.
Institut tersebut sejauh ini telah menandatangani kesepakatan dengan tiga negara di Afrika - Ghana, Angola, Chad - dengan perkiraan laba atas investasi selama empat tahun.
"Pengembalian investasi di Turki sekitar 13 tahun, di Asia 11 tahun dan di Amerika Selatan delapan tahun," ungkap Bagci.
Dia mengatakan tarif kamar harian rata-rata di Afrika membantu membuat benua itu menjadi peluang yang signifikan.
Baca Juga: Reaksi Alergi Muncul Lagi Usai Dapat Vaksin Covid-19, Ini Kata CDC
Bagci mengatakan institut tersebut berfokus pada pelancong bisnis dan segmen mewah seperti tur safari.
"Kami sedang dalam pembicaraan dengan Republik Demokratik Kongo, Gabon, dan Sudan di Afrika dan Qatar," ujar dia.
WTFI telah menandatangani kesepakatan dengan China dan akan menyelenggarakan forum sektoral pada Mei 2021.
Acara tersebut, kata Bagci, akan mempertemukan para pakar di bidangnya dan akan seperti versi pariwisata dari Forum Ekonomi Dunia yang terkenal di Swiss dan diharapkan menghasilkan pendapatan hingga miliaran.
"Forum akan diadakan selama satu dekade dan kami akan menciptakan dampak ekonomi sebesar USD50 miliar," tambah dia.
Turki Menuju Puncak Pariwisata
Menyinggung janji Turki tentang era baru reformasi ekonomi dan peradilan, khususnya di bawah manajemen ekonomi baru per November lalu, Bagci menyatakan bahwa dana internasional menunjukkan minat yang besar terhadap negara tersebut.
"Istanbul, Bodrum, dan Antalya di Riviera Turki bersinar dalam investasi hotel. Pengembalian investasi lebih cepat di segmen mewah," ungkap dia.
Menekankan soal kekuatan sistem perawatan kesehatan Turki, Bagci mengatakan Turki akan menjadi salah satu dari empat negara teratas dunia dalam pariwisata.
"Turis yang berkunjung ke Turki setelah 2020 akan datang dari segmen menengah ke atas," kata dia.
Sejak muncul pada Desember 2019, pandemi Covid-19 telah merenggut hampir 1,83 juta nyawa di 191 negara dan wilayah.
Menurut Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO), kedatangan internasional pada 2020 diperkirakan turun 70-75 persen.
Menurut UNWTO, pariwisata global akan kembali ke level 30 tahun yang lalu, dengan kedatangan 1 miliar lebih sedikit dan kerugian sekitar USD1,1 triliun dalam penerimaan pariwisata internasional.
"Penurunan besar-besaran dalam pariwisata karena pandemi dapat mengakibatkan kerugian ekonomi sebesar USD2 triliun dalam PDB dunia," tambah organisasi itu.