Suara.com - Batik merupakan salah satu pakaian yang cukup populer di Indonesia dan dunia. Pakaian dengan motif corak khusus ini sudah menjadi kebudayaan sejak lama. Di setiap wilayah juga memiliki ciri batiknya sendiri. Misalnya, batik khas Pekalongan, batik Solo, dan lain-lain.
UNESCO, sendiri telah menetapkan batik sebagai warisan Kemanusiaan untuk budaya Lisan dan nonbendawi (Masterpieces of the oral and intangible Heritage of Humanity).
UNESCO mengukuhkan batik Indonesia dalam daftar Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Pengukuhan tersebut dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009.
Batik berasal dari bahasa Jawa ambhatik dari kata “amba” yang berarti lebar, luas, kain; dan “titik” atau “matik” yang artinya menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar.
Baca Juga: Serupa Namun Tak Sama, Batik Besurek, Sasirangan dan Jumputan
Dalam bahasa Jawa, batik ditulis “bathik”. Dengan demikian, pengertian batik adalah seni lukis di atas kain dengan menggoreskan malam (lilin) pada alat bernama canting.
Dilansir dari Batik Guild, ada juga referensi yang menyebutkan bahwa batik ditemukan di daerah Timur tengah, Asia Tengah, dan India sejak 2.000 tahun yang lalu. Kerajinan yang dibuat oleh wilayah tersebut menyebar akibat pengaruh perdagangan dan percampuran budaya. Oleh karena itu, budaya batik sampai di wilayah Melayu.
Di China, batik mulai ada sejak Dinasti Sui (581-618 M). Selain itu batik dalam bentuk layar juga ditemukan di Nara, Jepang pada (710-794 M). Diperkirakan batik tersebut dibuat oleh seniman Tiongkok dan dihias dengan gambar pepohonan, binatang, pemandangan, dan lain-lain.
Kini batik banyak digunakan oleh para pesohor. Bukan hanya dari dalam negeri, tapi juga dari berbagai luar negeri. / Fajar Ramadhan
Baca Juga: Kenalkan Pewarna Alami, Batik Lumbini Ramah Lingkungan