Dalam sebuah studi tahun 1990 terhadap 100 mahasiswa yang diterbitkan dalam Biological Psychology, temuan awal menunjukkan, orang yang cenderung tersenyum dan tertawa mungkin lebih cenderung menjadi geli.
Teori lain tentang menggelitik dikatakan bahwa hal ini adalah bentuk ikatan sosial, seperti pada hewan, dan cara untuk mengajari anak-anak tentang sentuhan.
Sebuah studi PLoS One menyarankan, ketika kita menggelitik perut bayi kita dengan ciuman atau membiarkan anak prasekolah menggelitik kita, itu akan membantu mengajari anak-anak area tubuh mana yang sensitif dan sensasi apa yang mungkin berbeda.
Anehnya, rasa geli terjadi pada beberapa orang serta bagian yang berbeda. Hingga hari ini, masih menjadi misteri mengenai hal tersebut. Sampai saat ini, para ilmuwan masih tidak yakin mengapa seseorang cenderung lebuh geli dibanding yang lainnya. (Penulis: Fajar Ramadhan)