Suara.com - Di saat pandemi Covid-19 menghantam berbagai sektor ekonomi, kedai kopi yang menyajikan kopi lokal justru mulai menunjukkan geliatnya. Hal ini tak lepas dari minat masyarakat yang semakin tinggi terhadap kopi tanah air.
Hal ini diakui pemilik kedai dan usaha pengembangan Kopi Luwak Cikole, Sugeng Pudjianto, di mana usahanya sejak 2015 telah menjadi percontohan dan pusat sarana edukasi penangkaran hewan luwak.
Menurut Sugeng, alih-alih meningkatkan jumlah produksi kopi, ia lebih memilih fokus pada kualitas kopi yang dihasilkan. Tidak heran jika tempat produksinya kini ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara, terutama dari Eropa, Asia, hingga Timur Tengah.
Tidak semua permintaan kopi ia tanggapi, karena produk kopi yang berkualitaslah yang ia incar, sehingga dengan begitu kesejahteraan luwak tetap terjaga. Mempunyai 200 ekor musang, rumah produksi Kopi Luwak Cikole dapat menghasilkan 120 kilogram kopi luwak per bulan. Harganya berkisar Rp 3 juta per kilogram.
Baca Juga: Tampil Beda, Cafe di Bali Ini Tawarkan Nongkrong di Bawah Pohon Pisang
Sugeng terus menjaga dan meningkatkan standar produksi serta kualitas kopi luwak yang dihasilkan dengan menerapkan prinsip kesejahteraan luwak. Yakni dengan memperhatikan ukuran kandang, kebersihannya, makanan, hingga kesehatan luwak.
Perhatian yang besar pada kualitas tiap biji kopi yang dihasilkan membuat produknya tidak hanya dikenal oleh penikmat kopi luwak di dalam negeri, namun juga luar negeri.
"Untuk pasar luar negeri, Kopi Luwak Cikole saat ini sudah berhasil memasuki pasar Inggris, Italia, Belanda, Jerman, China, Jepang, Korea, Uni Emirat Arab, Singapura, dan Malaysia," terang Sugeng, berdasarkan keterangan tertulis yang diterima suara.com, Selasa (29/12/2020).
Melihat hasil kinerja Sugeng, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa produksi kopi Indonesia memiliki peluang yang sangat besar, terutama dalam memenuhi kebutuhan pasar ekspor. Menurutnya, Kopi Indonesia punya keunggulan khusus dibandingkan negara-negara produsen lainnya.
"Kiata harus menjadikan kopi Indonesia sebagai kopi andalan dunia. Oleh karena itu kita harus persiapkan segala sesuatunya. Mulai dari lahan dan bibit yang lebih ungul, kemudian riset-riset yang baik begitu juga budidayanya dan proses lainnya, sehingga kualitas kopi kita semakin terhebat di dunia," kata Mentan Syahrul.
Baca Juga: KPPU Minta Pemain Industri Kopi Bersaing Secara Sehat
Mentan mengaku selama ini dirinya merupakan penggemar kopi Indonesia. Ia bahkan terbiasa meminum kopi asal toraja. "Saya dua kali sehari minum kopi. Kopi toraja yang biasa diminum di rumah," tutupnya.