Suara.com - Saat dandan atau memadupadan pakaian, kita pasti akan melihat ke cermin. Bahkan, dalam satu hari, seseorang bisa memandang cermin lebih dari sepuluh kali. Jadi, wajar saja jika cermin disebut sebagai salah satu benda paling penting untuk menunjang penampilan.
Nah, buat kamu yang hobi bercermin, sudah tahukah kamu mengenai asal usul benda yang memantulkan bayangan ini?
Dilansir dari Mirror History, cermin pada awalnya dibuat dari batu yang dipoles. Bahan yang digunakan saat itu adalah kaca vulkanik hitam obsidian. Cermin semacam ini ditemukan di Turki sejak 6000 tahun yang lalu. Sementara, orang Mesir Kuno menggunakan tembaga yang dipoles untuk membuat cermin.
Di sisi lain, Bangsa Mesopotamia Kuno juga memproduksi cermin menggunakan logam yang dipoles. Cermin yang dibuat dari batu dipoles ini dikenal di Amerika Tengah dan Selatan sekita 2000 SM.
Baca Juga: Mengintip Batu Cermin, Destinasi Super Prioritas di Labuan Bajo
Di China, cermin dibuat dari logam dengan campuran timah dan tembaga yang disebut “logam spekulum”.
Dipercaya jika cermin yang terbuat dari kaca yang dilapisi logam pertama kali diproduksi di Lebanon pada abad pertama Masehi. Sementara, orang Romawi membuat cermin kasar dari kaca yang ditiup dengan alas bertimbal.
Orang Mesir Kuno, Romawi, dan Yunani sangat menyukai cermin yang terbuat dari tembaga dan perunggu. Cermin jenis ini diproduksi pada abad ketiga Masehi dan banyak terdapat di Mesir, Jerman, dan Asia. Pada abad ke-14 ditemukan metode “glassblowing”. Penemuan ini membuat munculnya cermin cembung dan semakin meningkatkan popularitas cermin kaca.
Pada masa Renaisans di Eropa, cermin dibuat dengan metode melapisi kaca dengan timah dan amalgam merkuri. Sekita abad ke-16, Venesia menjadi pusat pembuatan cermin.
Selain itu, sebuah pabrik di Prancis bernama Saint-Gobain membuat cermin, tetapi hanya orang kaya yang memilikinya.
Baca Juga: Objek Wisata Ceking Dipasangi Cermin, Diduga Buntut Protes Pemilik Lahan
Pada 1835, ahli kimia Jerman, Justus von Liebig, mengembangkan cermin kaca perak di mana lapisan tipis perak metalik diletakkan di atas kaca dengan reduksi kimiawi perak nitrat. Penemuan ini membuat cermin diproduksi dalam skala yang jauh lebih besar, dan pertama kalinya dalam sejarah orang biasa dapat membeli cermin.
Berbicara mengenai cermin, banyak cerita mengenai benda yang satu ini. Berdasarkan legenda Romawi Kuno, cermin sering dikaitkan dengan konsep jiwa. Oleh karena itu banyak cerita mitos mengenai cermin.
Misalnya, dikatakan jika memecahkan cermin akan menyebabkan kesialan selama 7 tahun. Hal itu karena jiwa pada cermin mengalami perpecahan.
Selain itu cermin juga selalu dikaitkan dengan roh. Dikatakan jika cermin dapat menjebak jiwa seseorang yang sudah meninggal. Konon juga terdapat cerita jika cermin di dalam rumah jatuh dari tembok, itu merupakan pertanda bahwa seseorang akan meninggal. (Fajar Ramadhan)