Suara.com - Momen Hari Raya biasanya dimanfaatkan wali murid untuk memberikan hadiah kepada guru di sekolah, termasuk saat Natal. Tapi apa jadinya kalau sang guru justru meminta kado yang mewah dan branded?
Baru-baru ini seorang pengguna forum Mumsnet dengan nama akun GlummyMcGlummerson membagikan cerita tentang seorang guru yang meminta hadiah tertentu dari wali muridnya.
Menurut cerita akun itu, ada wali murid yang dekat dengan sang guru dan menarik iuran dari orangtua lain sebesar 10 Pound sterling atau sekitar Rp190 ribu per orang untuk membeli kado Natal.
Total iuran yang dihasilkan dari kelas itu adalah sebanyak 150 Pound sterling atau sekitar Rp2,8 juta. Ketika sudah terkumpul, wali murid ini kemudian bertanya kado apa yang diinginkan oleh sang guru.
Baca Juga: Instruksi Anies: Ancol Tutup Selama Libur Natal dan Tahun Baru
Saat itulah sang guru meminta kado berupa sepatu karya desainer tertentu. Cerita yang dialami oleh seorang teman ini membuat akun GlummyMcGlummerson resah dan membagikannya di Mumsnet.
"Di sekolah DC saya, saya punya teman yang anaknya duduk di kelas satu (kelasnya beda dengan anak saya). Dia mengatakan bahwa ada sedikit kontroversi dan keluhan karena salah satu orangtua berteman baik dengan guru dan memimpin dalam mengatur kado untuk guru kelas," tulis akun itu.
"Dia bertanya kepada guru apa yang dia inginkan jika dia mendapat 10 Pound dari setiap orangtua (jadi 150 Pound sterling). Guru memilih sepasang sepatu desainer," lanjutnya.
Unggahan akun GlummyMcGlummerson itu dipenuhi komentar warganet. Mereka menganggap sikap guru itu kurang bijak. Apalagi di tengah pandemi seperti ini, di mana wali murid mungkin sedang kesulitan secara finansial.
"Itu nakal. Rasanya salah saja apa yang dilakukan oleh teman sang guru itu," kata warganet.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Felix Siauw Sebut Muslim Ucapkan Natal Wajib Dipenjara?
"Aku pikir meminta sepuluh pound dari setiap orangtua adalah masalah utamanya. Biasanya di kelas, maksimal iurannya 5 Pound. Banyak orang yang kesulitan tahun ini," tutur yang lain.
"Aku nggak tahu. Aku juga guru, tapi kado sepatu desainer rasanya sedikit aneh. Itu seharusnya diberikan oleh murid untuk gurunya. Ini agak gimana gitu menurutku, tapi aku juga nggak tahu alasan tepatnya apa," ujar lainnya.