Mengenal Zoom Fatigue, Fenomena Lelah dan Cemas Karena Sering Rapat Online

Senin, 21 Desember 2020 | 13:06 WIB
Mengenal Zoom Fatigue, Fenomena Lelah dan Cemas Karena Sering Rapat Online
Sebagai Ilustrasi: Mengenal Zoom Fatigue, Fenomena Lelah dan Cemas Karena Sering Rapat Online
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 telah meningkatkan masalah gangguan kesehatan mental. Misalnya, penggunaan platform meeting virtual yang masif dilakukan selama pandemi, ternyata bisa mengganggu kesehatan mental yang kerap disebut Zoom fatigue

Zoom fatigue adalah kondisi kelelahan karena terlalu sering menjalani pertemuan virtual atau berbincang menggunakan aplikasi seperti Zoom Meeting.

Meski Moom saat ini adalah cara baru manusia beradaptasi di tengah pandemi Covid-19, tapi para ahli mengatakan semakin banyak orang mengalami Zoom fatigue.

"Banyak dari kita yang saat ini melakukan Zoom meeting untuk bekerja sepanjang hari, sehingga menganggap sosialisasi menggunakan fasilitas ini jadi tidak menarik," ujar Neda Gould, PhD, Psikolog Klinis sekaligus Direktur Program Mindfulness John Hopskins Medicine, mengutip Healthline, Senin (21/12/2020).

Baca Juga: Merasa Depresi dan Cemas? Coba Berendam di Air Dingin dan Rasakan Efeknya!

Belum lagi masalah teknis yang tidak bisa diduga, seperti percakapan yang terganggu, berhenti tiba-tiba, dan perasaan tidak nyaman karena mendapat respon yang terlambat atau tidak maksimal.

Hasilnya banyak orang kehilangan kemampuan untuk berinteraksi secara interpersonal dengan orang lain, seperti kurang memerhatikan isyarat-isyarat dan simbol saat berkomunikasi yang sama pentingnya.

"Sepanjang sejarah kehidupan manusia, kita terbiasa membaca emosi dan isyarat nonverbal dari orang lain, untuk membantu kita memprediksi lingkungan sekitar, dan hal ini jauh lebih sulit dilakukan di zoom," terang Julianne Holt Lunstad, Profesor Psikologi dan Ilmu Saraf Universitas Brigham Young.

"Lewat Zoom, kami benar-benar tidak bisa membaca bahasa tubuh dan bahkan beberapa isyarat wajah yang sulit untuk dibaca," sambungnya.

Hasilnya, percakapan dan perasaan menjadi kaku, canggung, dan hasilnya meningkatkan kecemasan sosial di masyarakat.

Baca Juga: Lebih Aman, Aplikasi Zoom Kini Bisa Memblokir Peserta Tak Dikenal

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI