Lentera di Tepian, Rekomendasi Film Pendek Musikal Akhir Tahun

Minggu, 20 Desember 2020 | 15:52 WIB
Lentera di Tepian, Rekomendasi Film Pendek Musikal Akhir Tahun
Film Pendek Musikal Lentera di Tepian (Dok. Instagram Galeri Indonesia Kaya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak perubahan dratis terjadi di 2020, salah satunya cara menikmati pertunjukkan seni film musikal. Dari yang awalnya menyaksikan langsung di layar lebar bioskop atau panggung teater, kini harus disaksikan secara virtual melalui layar gadget.

Cara ini juga yang digunakan dalam penayangan film pendek musikal 'Lentera di Tepian' yang tayang pada Minggu (20/12/2020) jam 8 malam di laman Indonesiakaya.com.

Film pendek tersebut tercipta berkat kerjasama Bakti Budaya Djarum Foundation dengan ArtSwara Production.

Produksi ini digelar agar seni pertunjukkan tetap bisa bertahan di masa pandemi Covid-19, yang mengharuskan banyak orang untuk menghindari kegiatan berkumpul.

Baca Juga: Biasanya Dibuka di Desa, Tahun Ini FFP 2020 Dimulai di Bioskop Misbar

Film Pendek Musikal Lentera di Tepian (Dok. Instagram Galeri Indonesia Kaya)
Film Pendek Musikal Lentera di Tepian (Dok. Instagram Galeri Indonesia Kaya)

"Walaupun sekarang kita tidak dapat menyaksikan sebuah pertunjukan secara langsung, kami harap keadaan ini dapat mendorong para pelaku seni untuk terus berkarya dan berinovasi dalam menghasilkan pertunjukan-pertunjukan virtual yang menarik seperti Lentera di Tepian ini,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Indonesia Kaya, Minggu (20/12/2020).

Film pendek ini disutradarai Maera Panigoro dan ditulis oleh Titien Wattimena ini, yang akan dimeriahkan oleh Bima Zeno, Kikan Namara, Chandra Satria, Simhala Avadana, Sita Nursanti, Taufan Purbo, dan Ubiet Raseuki.

Maera Panigoro mengatakan mendapatkan tantangan tidak biasa dari film-film sebelumnya yang ia garap. Di mana harus menjalankan protokol kesehatan secara ketat, atau jika tidak baik kru hingga pemain terancam tular Covid-19.

"Protokol kesehatan mendorong kami untuk semaksimal mungkin untuk menyajikan sebuah lakon yang  dapat menginspirasi serta menghibur para penikmat seni di rumah. Semoga lakon ini dapat diterima dengan baik dan mendapatkan apresiasi yang tinggi dari para penikmat seni,” tutur Maera.

Selain disutradarai Maera, jalan cerita film ini juga ditulis oleh
Titien Wattimena, dimeriahkan oleh Bima Zeno, Kikan Namara, Chandra Satria, Simhala Avadana, Sita Nursanti, Taufan Purbo, dan Ubiet Raseuki. Serta mendapat iringan musik dari Dian HP dan sutradara visual Tanta Ginting.

Baca Juga: 14 Tahun Festival Film Pendek Purbalingga, Berfestival di Tengah Pandemi

Lentera di Tepian ditampilkan secara virtual dengan tiket berbayar sebesar Rp. 35.000, untuk 100 pembeli pertama dan Rp. 50.000, untuk reguler yang diperjualbelikan di Indonesiakaya.com sejak 27 November 2020 yang lalu

Lentera di Tepian menceritakan tentang Yahya, seorang pemuda yatim yang miskin secara kebetulan bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Cindur, putri seorang bangsawan Palembang.

Yahya dan Cindur jatuh cinta pada pandangan pertama. Namun, hubungan cinta mereka tidak mungkin dapat diwujudkan sebab perbedaan status sosial yang mencolok antara keduanya.

Baik Yahya maupun Cindur sama-sama menyadari akan kenyataan itu, namun cinta kasih mereka yang selalu bergejolak mengabaikan kenyataan itu. Itulah sebabnya cinta mereka dilangsungkan melalui surat.

Pada suatu hari Yahya bertekad untuk mengakhiri hubungan cinta mereka yang selalu dilakukan secara sembunyi-sembunyi itu. Dia hendak melamar Cindur secara terang-terangan.

Dengan segala kesederhanaannya, keluarga Yahya pergi melamar Cindur. Namun, maksud kedatangan mereka ditolak oleh keluarga Cindur karena mereka berasal dari keluarga dusun yang miskin.

Mereka bahkan menghina dan menyindir keluarga Yahya sehingga rombongan itu pulang dengan membawa segudang rasa malu dan kesal.

Tak lama kemudian keluarga Cindur didatangi oleh Harun, seorang saudagar keturunan Arab yang kaya raya. Lelaki itu bermaksud untuk melamar Cindur. Orangtua Cindur yang materialistis langsung memutuskan untuk menerima lamaran Harun.

Sekalipun Cindur menolak lamaran itu, perkawinan antara keduanya pun tetap berlangsung.

Kehidupan perkawinan mereka tidak membawa kebahagiaan bagi Cindur karena ia tidak mencintai Harun. Ia pun mengetahui kalau tujuan Harun menikahinya hanyalah karena harta ayahnya saja. Selain itu, perlakuan Harun terhadapnya pun sangat kasar.

Itulah sebabnya ia selalu menceritakan kegalauan, kesedihan, dan kerinduannya terhadap Yahya melalui surat-suratnya. Apa yang akan terjadi kepada sepasang kekasih ini?

Jika penasaran, Anda bisa menonton film pendek musikal itu di Indonesiakaya.com, nanti jam 8 malam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI