Suara.com - Baru-baru ini Danone-AQUA memperkenalkan merek dagang Kopi Tirto. Produk Kopi Tirto ini diproduksi oleh petani dampingan Danone-AQUA di Jempanang Badung-Bali, Wonosobo-Jawa Tengah, Pandaan-Jawa Timur, dan Tanggamus-Bandar Lampung.
Dalam webinar Kopi Tirto: Secangkir Kopi Merawat Bumi, Irvan Helmi selaku Ketua Dewan Pengurus Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) turut memberikan sejumlah pemaparan terkait kopi.
Irvan menyoroti bahwa sustainability atau sistem keberlanjutan harus diterapkan dalam konservasi kopi.
"Kenapa perlu sustainability? Karena keberlangsungan lingkungan ini sangat krusial untuk para petani kopi untuk pelestarian kopi di kemudian hari nanti," tutur Irvan.
Baca Juga: Bimbingan Teknis Pengenalan dan Penanganan OPT Kopi Secara Organik
"Nah kekhawatiran kita, bukan mau menakut-nakuti. Tapi di 30 tahun mendatang, kopi akan menjadi komoditas langka. Karena kenapa, ada hubungannya dengan climate change," imbuhnya.
Irvan menambahkan bahwa saat climate change terjadi dan lingkungan udaranya semakin panas, kopi jenis Arabica yang tadinya cocok ditanam di ketinggian dengan suhu udara cenderung dingin akan sulit bertahan lama akibat serangan hama.
Di akhir pemaparannya, Irvan mengatakan bahwa Indonesia memiliki kopi beragam yang berkontribusi untuk dunia secara strategis.
Namun untuk mempertahankan dan mengembangkan hal ini, kesejahteraan serta kesehatan petani juga menjadi faktor dari keberlangsungan kopi.
"Terakhir, kita mesti sadar bahwa kesejahteraan petani dan lingkungan yang sehat itu juga kunci. Tanpa itu, kopi tidak akan berlanjut," tutupnya.
Baca Juga: Sempat Ragu, Petani Kopi Ini Sekarang Tanahnya Bersertifikat
Tak hanya Irvan Helmi, beberapa narasumber lainnya juga ikut mengisi sesi webinar Danone-Aqua Kopi Tirto, Jumat (18/12).
Di antaranya ada Budi Raharjo selaku Agriculture Manager Danone-Indonesia, Executive Director Yayasan Nirudaya Martin Kreshna dan juga I Ketut Kartika Yasa sebagai salah satu petani kopi yang berpartisipasi.