Suara.com - Perayaan Natal tinggal menghitung hari. Perayaan istimewa bagi umat Kristiani ini menjadi hal yang sangat dinantikan dan sangat istimewa karena menjadi momentum berbagi kasih dan damai kepada sesama.
Berbicara mengenai Natal, tentu semua tidak asing dengan legenda Sinterklaas atau sinterklas, lelaki tua berjanggut yang sangat identik dengan perayaan Natal.
Dikutip dari The Spruceeats, konon diceritakan Sinterklas akan pergi ke rumah-rumah untuk memberi hadiah pada malam perayaan Natal. Namun, bagaimana cerita awal mengenai sosok Sinterklas ?
Kisah Sinterklas didasari dari kehidupanan sosok nyata yaitu Saint Nicholas atau dikenal dengan Santo Nikolas, yang berarti pelindung anak-anak.
Baca Juga: Seruan Anies Saat Nataru, Perkantoran Harus Tutup Pukul 19.00 WIB
Sinterklas merupakan sosok yang berbeda dengan Santa Klaus atau Santa Claus. Walaupun penampilannya mirip yaitu menggunakan pakaian berwarna merah dan janggut putih, Sinterklas merupakan sosok yang lebih serius.
Sementara Santa Klaus merupakan sosok mitologi berbadan kakek yang dermawan dan tinggal di Kutub Utara. Perawakannya gemuk, berambut dan berjanggut putih, lengkap dengan mantel tebal, topi musim dingin, dan karung hadiah.
Di sisi lain, Sinterklas juga digambarkan mengenakan hiasan kepala uskup dan membawa tongkat gembala. Saint Nicholas -- sosok yang menginspirasi Sinterklas, lahir pada abad ketiga dari orangtua yang kaya di wilayah Patara, Yunani namun saat ini dikenal Turki.
Dalam menjalani hidupnya, ia suka memberikan kekayaannya kepada orang miskin. Sinterklas meninggal dunia pada 6 Desember. Hal itu mengapa Sinterklas diperingati pada 5 dan 6 Desember.
Pada perayaan Hari Sinterklas, biasanya dilakukan kegiatan seperti bertukar hadiah, berkirim surat, dan hadiah lainnya.
Baca Juga: Jelang Natal 2020, Begini Cara Aman Merayakannya saat Pandemi Virus Corona!
Di Belanda, perayaan bertukar hadiah lebih banyak dilakukan pada Hari Sinterklaas daripada saat perayaan Natal. Biasanya masyarakat Belanda lebih melakukan kegiatan keagaman di gereja pada hari tersebut.
Diceritakan kalau Sinterklas akan mengirimkan sekantong hadiah pada cerobong asap di rumah-rumah warga. Namun, biasanya orang tua akan meletakkan hadiah tersebut lalu membangunkannya dengan mengatakan kalau hadiah mereka telah sampai.
Selain itu, terdapat cerita kalau pada malam Natal, Sinterklas akan menuliskan catatan kepada anak-anak. Catatan tersebut disebut buku merah. Buku tersebut berisi catatan apakah anak tersebut masuk ke dalam anak-anak yang nakal atau tidak. (Penulis: Fajar Ramadhan)