Suara.com - Indonesia jadi salah satu negara yang memiliki tingkat kriminalitas tertinggi dalam hal kasus penipuan. Bahkan, kasusnya sudah cukup kronis karena jumlah korban yang sudah mencapai puluhan ribu orang. Modus penipuan saat ini tidak lagi berbasis hipnotis di tempat umum, tetapi penipuan melalui teknologi. Salah satunya penipuan undian berhadiah.
Berdasarkan data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serangan siber dari Januari hingga Agustus telah tercatat 189.937.542 kasus atau hampir lima kali lipat dari tahun sebelumnya. Modus yang paling banyak tercatat adalah phising.
Secara sederhana, phising dilakukan penipu dengan cara memberikan calon korban tautan ke sebuah situs web palsu yang akan mencuri data pribadi korban seperti nama lengkap, alamat, hingga nomor kartu kredit atau bentuk identitas perbankan lainnya.
“Biasanya ini pelaku menggiring korban agar bersedia mengklik tautan pencuri data tersebut, pelaku memberi iming-iming pesan hadiah ke korban,” ujar Marketing Manager AQUA, Jeffri Ricardo, dalam keterangannya seperti pada siaran pers yang diterima Suara.com, Rabu (16/12/2020).
Baca Juga: Modus Penipuan Ngaku KPK, Direktur Penyelidikan KPK Minta Warga Waspada
Selain itu, perlu juga dipahami bersama bahwa bentuk-bentuk penipuan tersebut merupakan salah satu pelanggaran hukum yang dapat melanggar Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 9 Tahun 2017, yang dapat berdampak kepada sanksi pidana penjara bagi pelaku.
Berikut adalah 4 hal yang masyarakat dapat cermati ketika menerima informasi terkait undian berhadiah, untuk menghindari penipuan.
1. Cermati alamat situs web (URL) yang akan diklik
Modus phising akan mengarahkan calon korbannya ke alamat situs web palsu yang mirip dengan situs web yang asli. Bagi mata yang kurang cermat, besar kemungkinan alamat-alamat palsu ini terlihat sama dengan yang asli.
Untuk itu, pastikan Anda telah mengetahui situs resmi dari penyelenggara undian berhadiah dan mengenali tampilan pada halaman situs tersebut.
Contohnya, AQUA menggunakan situs web www.sehataqua.co.id untuk menampilkan seluruh informasi promosinya, termasuk undian berhadiah #HatiHarusOptimis.
Baca Juga: Pakai Ketenaran Ayahnya, Agus Anak Dalang Legendaris Jogja Lakukan Penipuan
Namun, penipu dapat menggunakan alamat seperti www.sehataqua.com, www.sehataqua-resmi.com, atau www.sehataqua.co untuk mengecoh konsumen yang kurang cermat.
2. Cermati pengirim pesan yang menghubungi Anda
Modus penipuan dapat dilakukan melalui berbagai platform, salah satu yang umum digunakan adalah WhatsApp. Salah satu cara yang paling efektif untuk mengantisipasi modus penipuan adalah memperhatikan nomor akun yang menghubungi Anda.
Contohnya, jika Anda dihubungi oleh akun bisnis WhatsApp yang mengaku sebagai perwakilan dari penyelenggara undian berhadiah, cermati nomor yang tertera pada akun bisnis tersebut. Pastikan nomornya sesuai dengan nomor yang tercantum di situs dan media sosial resmi pihak penyelenggara. Jika nomornya berbeda, apalagi nomor tersebut meminta data pribadi dan informasi sensitif lainnya, pastikan Anda segera melaporkan akun tersebut ke pihak WhatsApp agar dapat segera ditangani.
Untuk melaporkan nomor yang tidak Anda kenal di WhatsApp, Anda dapat mengetuk pilihan Laporkan Kontak/Report secara langsung dari dalam chat.
Setelahnya, sistem WhatsApp akan secara otomatis menerima pesan dan informasi dari berbagai interaksi Anda dengan akun yang Anda laporkan. Apabila pesan tersebut dinyatakan melanggar ketentuan layanan WhatsApp, maka WhatsApp akan memblokir akun tersebut.
3. Waspadai segala bentuk permintaan informasi pribadi dan pemungutan biaya
Verifikasi data dalam penyelenggaraan undian berhadiah adalah hal yang lumrah dilakukan. Pada tahap inilah, Anda selaku peserta undian berhadiah rentan terhadap aksi penipuan yang berkedok verifikasi data pribadi atau pemungutan biaya untuk mendapatkan hadiah Anda.
Untuk itu, perhatikan dengan seksama segala informasi syarat dan ketentuan yang berlaku saat mendaftarkan diri untuk mengikuti suatu program, terutama yang bersifat daring.
Informasi yang biasanya dibutuhkan oleh penyelenggara untuk proses verifikasi pemenang, antara lain nama lengkap, nomor telepon, nomor identitas (KTP/SIM), alamat sesuai kartu identitas, dan bukti nomor undian yang Anda dapatkan.
Selain itu, pada umumnya pihak penyelenggara undian berhadiah tidak akan meminta pelanggan memberikan informasi yang bersifat sensitif, seperti nomor kartu kredit, atau memungut biaya apapun.
Oleh karena itu, Anda harus jeli terhadap segala bentuk informasi pribadi dan biaya yang diminta, baik melalui media sosial, email, ataupun telepon. Tidak ada salahnya memeriksa kembali situs web resmi penyelenggara atau menelepon layanan konsumen untuk memastikan resmi-tidaknya pesan yang Anda terima.
4. Jangan segan menghubungi pihak penyelenggara
Penting untuk segera mengambil tindakan ketika menemukan atau menerima informasi yang meragukan dan mencurigakan dari seluruh saluran komunikasi.
Selain melalui telepon, SMS, dan chat di WhatsApp, pelaku umumnya menggunakan saluran komunikasi konvensional dengan mengirimkan selebaran berisi tata cara klaim hadiah hingga surat yang dibuat seolah-olah seperti pengumuman resmi.
Segera hubungi call center pihak penyelenggara untuk melaporkan adanya potensi modus penipuan dan mencegah diri Anda terjebak ke dalam penipuan.
Apabila Anda telah terlanjur memberikan informasi pribadi yang berkaitan dengan data pribadi, perbankan, atau pengiriman sejumlah uang, segera hubungi pihak yang berwajib agar dapat ditindaklanjuti.
Jika memungkinkan, Anda dapat mencatat juga informasi penting seperti nama pelaku, nomor telepon yang digunakan untuk menghubungi Anda, dan waktu kejadian untuk mempermudah proses investigasi dari pihak berwajib.