Jadi Salah Satu Bentuk Apresiasi, Ini Sejarah Tepuk Tangan

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 15 Desember 2020 | 08:33 WIB
Jadi Salah Satu Bentuk Apresiasi, Ini Sejarah Tepuk Tangan
Ilustrasi tepuk tangan. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun, tepuk tangan tidak bisa dilakukan dalam semua kondisi. Misalnya, bertepuk tangan selama pertunjukan orkestra hari ini dianggap sangat tidak sopan.

Namun, komposer seperti Beethoven dan Mozart mengatakan, penonton akan memberikan reaksi tepuk tangan terhadap suatu pertunjukan yang dinilainya sulit dan mengesankan.

Misalnya, dalam sebuah surat kepada ayahnya pada 1778, Mozart mencatat kesenangannya pada penonton yang sering menyela pertunjukan dengan tepuk tangan.

Hal yang sama juga dikatakan pianis abad ke-19, Franz Liszt. Biasanya dalam pertunjukkan konser, penonton akan benar-benar hening. Namun, pada konsernya, penonton akan sangat ramai. Hal itu membuatnya senang karena merasa diapresiasi.

Praktik tepuk tangan selama pertunjukan klasik semacam itu sebagian besar telah mati pada akhir abad ke-19, sekitar waktu yang sama munculnya penonton pasif dalam berbagai jenis pertunjukan. Setelah itu, banyak komposer mulai menciptakan karya tanpa jeda untuk mencegah tepuk tangan.

Salah satunya adalah komposer Richard Wagner, ia tercatat sebagai salah satu individu yang berkontribusi untuk menghentikan tepuk tangan spontan. Ia mengimbau penonton secara langsung untuk tidak bersorak sampai akhir. (Fajar Ramadhan)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI