Sejarah Suit Batu Gunting Kertas, Awalnya Adalah Katak Siput dan Ular

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 14 Desember 2020 | 12:38 WIB
Sejarah Suit Batu Gunting Kertas, Awalnya Adalah Katak Siput dan Ular
Suit Batu Gunting Kertas. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Siapa yang tidak mengenal suit batu gunting kertas? Suit yang sangat populer sejak dulu ini biasanya digunakan untuk mengundi berbagai hal. Cara memainkannya juga sangat sederhana, yaitu dengan mengadu dua orang atau lebih untuk menentukan pemenangnya.

Namun, tahukah kamu sejarah mengenai suit batu gunting kertas? Asal mula batu gunting kertas telah ditelusuri kembali ke Dinasti Han Tiongkok.

Pada mulanya permainan ini disebut shoushiling yang berarti ‘tiga orang yang takut satu sama lain’. Saat itu pilihannya bukan batu gunting dan kertas, melainkan katak, siput, dan ular.

Masyarakat Tiongkok menggunakan jari sebagai alatnya. Jempol melambangkan katak, kelingking siput, dan telunjuk sebagai ular. Setelah masyarakat China, permainan ini menyebar ke seluruh dunia. Namun, terjadi perubahan pada setiap negara.

Baca Juga: Sejarah Sepak Bola Dunia yang Berawal di China

Setelah China, pada tahun 1700-an, orang Jepang pertama kali diperkenalkan dengan shoushiling. Masyarakat Jepang menyebutnya sebagai janken seperti yang dikenal saat ini. Dalam versi sejarah Jepang, mereka menggunakan rubah, kepala desa, dan pemburu.

Menurut janken, seekor rubah akan mengalahkan kepala desa. Sedangkan kepada desa mengalahkan pemburu. Terakhir seorang pemburu akan mengalahkan rubah.

Di Jepang, janken sering digunakan untuk menyelesaikan perselisihan atau membantu membuat keputusan penting dalam dunia bisnis, politik, dan teknologi.

Berdasarkan fakta, seorang pengusaha Jepang bernama Takashi Hashiyama pada 2005, berhasil melelang koleksi seninya. Uniknya, dua orang yang memperebutkan lelang tersebut menggunakan suit batu gunting kertas sebagai penentunya.

Hal itu yang membuat permainan ini disebut permainan yang mahal dalam sejarah. Di Indonesia sendiri, kita mengenal suit dengan menggunakan gajah, manusia, dan semut sebagai perumpamaannya.

Baca Juga: Viral Permainan Boba di TikTok, Warganet: Cari Teman Dulu

Gajah yang diumpamakan sebagai jempol dinilai akan menginjak manusia (telunjuk). Manusia akan mengalahkan semut (kelingking). Sedangkan semut akan mengalahkan gajah dengan menggigit masuk ke dalam teling dan otaknya.

Di Amerika permainan ini disebut Rochambeau. Dalam beberapa cerita mengklaim Rochambeau berasal dari nama "Ro," "Cham," dan "Beau" dimaksudkan untuk mewakili batu, kertas, dan gunting.

Namun, beberapa mengatakan nama tersebut untuk mengingat tokoh Perang Revolusi, Comte de Rochambeau, seorang Prancis yang membantu Amerika melawan Inggris.

Hingga kini permainan suit batu gunting dan kertas sangat terkenal di seluruh dunia. Hanya saja setiap negara memiliki filosofi masing-masing. Pada intinya, suit ini memang digunakan untuk mengundi atau menentukan pemenang dalam sebuah permainan. (Fajar Ramadhan)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI