Suara.com - Tahun 2020 adalah tahun yang penuh tantangan untuk para desainer dan penggiat mode. Namun, dengan niat yang kuat, desainer busana muslim Ria Miranda tetap melangkah untuk tetap berkarya. Pandemi dan segala keterbatasan yang disebabkannya justru memacu perempuan bernama lengkap Indria Miranda ini untuk berinovasi menghasilkan produk-produk yang menginspirasi nilai kebaikan.
Selama pandemi, Ria Miranda mengakui bahwa ada banyak perubahan dan adjustment yang harus dilakukannya. Hal ini karena dirinya melihat adanya penurunan daya beli masyarakat akibat pandemi. Penjualannya mengalami penurunan sekitar 25%, sehingga ia terpaksa harus mengurangi jumlah produksinya.
"Hampir 80% rencana tahun 2020 tidak dapat dilaksanakan karena pandemi," katanya kepada Suara.com, Jumat (11/12/2020).
Ria Miranda mengakui bahwa usahanya mengalami hambatan yang luar biasa gegara pandemi. Salah satunya karena partner garment mengalami shutdown saat PSBB, akibatnya koleksi eksklusif Ramadhan untuk Galeries Lafayette gagal launch.
Menunda produk yang sebenarnya sudah siap launching, mau tak mau harus dilakukan, karena menurutnya, tidak relevan dan tidak menunjukan empati terhadap kondisi pandemi jika tetap memaksakan diri. Padahal, hampir semua koleksi tahun 2020 sudah direncanakan sejak 2019, sehingga pada dasarnya sudah siap semua.
"Secara spesifik, untuk produksi, kita melakukan perubahan pada koleksi setelah Ramadhan. Ada perubahan jenis kain yang digunakan menjadi katun, rayon, tencel yang lebih nyaman digunakan untuk harian," katanya
Ria dan timnya pun melakukan adjustment untuk menghadapi perubahan-perubahan tersebut, seperti target sales ulang dan penyusunan alokasi budget ulang. Dan yang tak kalah penting adalah inovasi pada produk dan penjualan agar mampu bertahan di tengah pandemi.
Inovasi pada Produk
Ria Miranda melakukan beberapa penyesuaian pada koleksi-koleksinya, seperti membuat bergo instan, baju di rumah, baju di dapur, dan baju bertaman - yang dinamakannya Koleksi Pandemi. Menurutnya, menyesuaikan koleksinya dengan gaya hidup customer yang di rumah saja malah menjadi trend baru. Ia bercerita ketika pertama kali meluncurkan bergo instan yang sebenarnya dibuat dari sisa kain produksi. Responnya sangat positif. Lebih dari 20.000 bergo instan terjual dalam waktu 1 bulan!
"Dan yang lebih menarik, kita mengurangi limbah kain yang tidak terpakai menjadi sebuah produk baru," kata Ria antusias.
Baca Juga: Ria Miranda Rilis Koleksi Terbaru Lewat Gelaran Fesyen Online
Ria juga memproduksi masker yang selain memanfaatkan sisa potongan kain, juga memberikan kontribusi untuk donasi amal. Hasil penjualan masker digunakannya untuk membuat APD dan sumbangan ke masyarakat sekitar.