Digitalisasi Buat Pengusaha Perempuan Bertahan dalam Menghadapi Pandemi

Jum'at, 11 Desember 2020 | 19:12 WIB
Digitalisasi Buat Pengusaha Perempuan Bertahan dalam Menghadapi Pandemi
Pemilik warteg melayani pembeli di Warteg yang menerapkan protokol kesehatan di kawasan Cilandak Timur, Jakarta Selatan, Senin (20/7/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Usaha Mikro dan Kecil (UMK) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia (Kemenkop UKM), sekitar 99 persen usaha di Indonesia dikategorikan sebagai perusahaan mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Hampir separuh dari UMK dimiliki oleh pengusaha perempuan dan perempuan memainkan peran kunci dalam menjalankan usaha tersebut.

Covid-19 telah memberikan tantangan bagi UMK seiring aktivitas ekonomi yang melambat secara substantial.

“Berdasarkan data Kemenkop UKM, Oktober 2020, kegiatan UMKM mengalami penurunan omzet hingga 70 persen akibat dari pembatasan sosial dan adaptasi kebiasaan baru. Walaupun demikian, saya percaya bahwa dibalik tantangan, selalu ada kesempatan. Kesempatan dalam hal ini adalah memanfaatkan teknologi informasi, berinovasi, dan berpikir kreatif,” ucap I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam diskusi daring, Jumat (11/12/2020).

Hal ini senada dengan penelitian baru yang dilakukan oleh UN Women bekerja sama dengan Pulse Lab Jakarta dan Gojek, dengan dukungan dari Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (S-DNKI), di mana, digitalisasi dan penggunaan teknologi telah membantu banyak usaha, terutama usaha mikro dan kecil (UMK) milik perempuan untuk bertahan menghadapi gejolak ekonomi akibat pandemi.

Baca Juga: Produk Kerajinan Tangan UMKM Unggulan Ekspansi ke Pasar Dunia

Riset yang dilakukan selama bulan September hingga Oktober 2020 ini berfokus pada UMK di sektor makanan dan minuman. Jamshed Kazi, UN Women Representative and Liaison to ASEAN mengungkap, berdasarkan penelitian ini terlihat bahwa digitalisasi membantu UMK milik perempuan bertahan, bahkan berkembang jika mereka adalah usaha muda (yang dimulai dalam setahun terakhir).

Di mana, lebih dari 50 persen menggunakan lebih dari tiga platform digital untuk menjalankan bisnis. Sementara 82 persen perempuan mencatat bahwa menggunakan solusi digital membantu mereka untuk menyeimbangkan pekerjaan dan tanggung jawab domestik dan keluarga dengan lebih baik.

Laporan riset kebijakan ini, kata dia menggabungkan analisis big data dengan metode tradisional kuantitatif dan kualitatif. Sehingga diharapkan dapat menginformasikan pembuat kebijakan dalam menghadapi tantangan sosioekonomi dan untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang tertinggal dalam upaya respons dan pemulihan Covid-19 di Indonesia.

“Perempuan Indonesia memainkan peran yang signifikan dan telah berkontribusi pada ekonomi sebagai pemilik dan pengusaha UMK. Dengan sumber daya yang terbatas, penting untuk menggunakan kombinasi data dan inovasi dengan langkah-langkah kebijakan spesifik untuk memastikan bahwa Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga mendukung UMK milik perempuan," jelasnya.

Karena itu, Jamshed Kazi, percaya bahwa ini akan menjadi kunci dalam memastikan ketahanan dan pemulihan ekonomi Indonesia di tahun 2021. Laporan ini juga akan memberikan masukan penting tentang bagaimana kita dapat mendukung dan memanfaatkan kekuatan teknologi yang memberdayakan perempuan secara berkelanjutan, selama dan setelah pendemi Covid-19.

Baca Juga: OJK Ingatkan Lembaga Jasa Keuangan Mitigasi Risiko Digitalisasi Layanan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI