Suara.com - Jakarta Dance Meet Up (JDMU) akan kembali diselenggarakan tahun ini. Program tahunan dari Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) itu akan mempertemukan berbagai kelompok tari lintas genre di DKI Jakarta dan sekitarnya.
Ketua Komite Tari DKJ Yola Yulfianti mengatakan bahwa konsep JDMU 2020 dibuat dengan menggabungkan dua program sekaligus.
“Satu program yang berorientasi pada proses yaitu choreo-lab. Satu lagi yang lebih pada produk kreatif yaitu Jakarta Dance Extravaganza. Dengan dua program tersebut, harapannya menjadi bekal untuk program yang lebih besar di tahun 2021, JDE dengan sekup lebih besar untuk industri kreatif tari dan Choreo-Lab menjadi sebuah international contemporary dance festival,” jelas Yola dalam konferensi pers virtual, Jumat (4/12/2020).
Menurut anggota Komite Tari DKJ Aiko Senosoenoto, saat ini masih terjadi pengkotak-kotakan antara seniman tari. Ia berharap, lewat acara JDMU dapat mengurangi kotak-kotak tersebut agar sesama seniman bisa saling berinteraksi.
Baca Juga: Dikatai Miskin, Balasan Dance Seorang Kuli Ini Malah Bikin Warganet Salut
"Adanya JDMU membuat setiap seniman atau sanggar bisa berkomunikasi bahkan berkolaborasi. Sehingga dapat tumbuh dan berkembang bersama-sama," kata Aiko.
JDMU 2020 akan digelar secara virtual. Selain ada berbagai choreo-lab dalam meet up di zoom meeting, Jakarta Dance Extravaganza (JDE) akan digelar yang merupakan bentuk penampilan karya-karya terbaru dari para koreografer muda dan penampilan spesial kolaborasi dari lintas seni pertunjukan.
JDE akan ditayangkan secara daring pada 11-13 Desember 2020 di Youtube Dewan Kesenian Jakarta. Selain penampilan kolaborasi tersebut juga menampilkan karya koreografi dari Ara Ajisiwi (broadway jazz), Ufa Sofura (lyrical dance), Cikal Mutiara Diar- Swargaloka (tradisi), Michael Halim (ballet) dan Denny Howman (ballroom dance).