RS Terapung Indonesia Akhirnya Berlayar Perdana saat Pandemi Covid-19

Rabu, 02 Desember 2020 | 18:05 WIB
RS Terapung Indonesia Akhirnya Berlayar Perdana saat Pandemi Covid-19
RS Terapung Indonesia Akhirnya Berlayar Perdana saat Pandemi Covid-19. (Dok: Halodoc)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi Anda penggemar serial drama Korea Selatan (drakor), pasti tidak asing dengan judul Hospital Ship, sebuah drama yang berkisah perjuangan rumah sakit di atas kapal laut yang berlayar dari satu pulau terpencil ke pulau lainnya untuk memberi layanan kesehatan bagi penduduk pulau tersebut.

Ternyata kapal rumah sakit dengan sistem yang sama juga sudah ada loh di Indonesia sejak 2017 silam. Bernama RS Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) untuk pertama kalinya berlayar setelah pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

RSTKA sempat berhenti beroperasi sejak Maret 2020 lalu saat virus corona penyebab sakit Covid-19 terkonfirmasi masuk ke Indonesia.

Kini pada 20 November lalu RSTKA kembali berlayar dan bertolak dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya untuk kembali menyambangi penduduk di pulau terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) khususnya daerah pesisir timur Indonesia.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Bantul Melesat, RS Rujukan Alami Krisis Tempat Tidur

RS Terapung Indonesia Akhirnya Berlayar Perdana saat Pandemi Covid-19. (Dok: Halodoc)
RS Terapung Indonesia Akhirnya Berlayar Perdana saat Pandemi Covid-19. (Dok: Halodoc)

Ekspedisi ini dilakukan untuk melayani masyarakat di pulau-pulau terpencil di Indonesia, dimulai dari Pulau Bawean, yang membutuhkan pengobatan, khususnya operasi medis.

Di Pulau Bawean, sebanyak 88 pasien mendapatkan operasi dari para dokter relawan di bawah bendera RSTKA ini.

Jenis operasi pun beragam, mulai dari operasi mata, THT, anak, bedah, hingga gigi. Seluruh pasien yang dijadwalkan mendapatkan operasi tidak dipungut biaya apapun.

Untuk menjalankan operasi ini, kapal berlabuh di Pulau Bawean pada 20 hingga 30 November 2020 dan menerjunkan puluhan relawan dengan latar belakang yang bervariasi seperti dokter umum, dokter spesialis, perawat, apoteker, kesehatan masyarakat, penggiat literasi kesehatan, dan lain-lain.

“Operasional RSKTA sempat terhenti sejak pandemi Covid-19, namun kami percaya bahwa kebutuhan tindakan medis harus terus dilakukan. Sebab bukan hanya Covid-19 yang mengancam nyawa atau menurunkan kualitas hidup masyarakat. Banyak penyakit lainnya yang juga diderita masyarakat di pulau untuk segera ditangani," ungkap dr. Agus Harianto, SpB, Direktur RS Terapung Ksatria Airlangga berdasarkan siaran pers Halodoc yang diterima suara.com, Rabu (2/12/2020).

Baca Juga: Polda Jabar akan Periksa Habib Rizieq Terkait Megamendung dan RS UMMI

Selain Pulau Bawean, RSTKA juga akan mengunjungi pulau-pulau lain di berbagai wilayah yang berada di zona hijau atau oranye.

Pelayaran perdana di era pandemi ini akan berlangsung mulai dari 20 November hingga waktu yang belum ditentukan, di mana para tenaga medis yang tergabung dicanangkan untuk memberikan tindakan kepada ratusan penduduk yang berada di pulau-pulau tersebut.

Beruntungnya, RS kapal yang sudah berlayar di 42 pulau dan melayani lebih dari 15.000 pasien ini mendapatkan bantuan dari platform kesehatan Halodoc untuk pasien dan dokter, berupa alat pelindung diri (APD) hazmat, gaun medis atau bedah steril untuk operasi, dan juga tes swab antigen untuk memastikan pasien dan dokter terlindungi dari potensi risiko penularan Covid-19.

"Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Halodoc bagi pelayaran perdana kami di tengah pandemi ini, karena dapat membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan dokter spesialis," ungkap dr. Agus.

"Karena pelayanan kesehatan untuk masyarakat di pulau harus diselenggarakan sebagaimana pelayanan kesehatan yang dilakukan untuk masyarakat kota. Tentu saja dengan syarat-syarat yang ketat. Patuh pada protokol kesehatan adalah harga mati,” sambung dr. Agus.

Ditambah Ketua Komite Medik Halodoc, dr. Theresia Novi, SpPK  juga turut terjun langsung menjadi relawan sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin dalam pelayaran perdana RSTKA, mengaku bersemangat dan antusias.

"Semoga hal kecil yang kami lakukan di sini dapat memiliki dampak besar bagi masyarakat di Pulau Bawean,” ujar dr. Theresia Novi, SpPK.

Sekedar informasi RSTKA didirikan oleh Yayasan Ksatria Medika Airlangga pada 10 Januari 2017 oleh alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

RS ini dibangun khusus di Galesong Sulawesi Selatan dalam bentuk kapal Phinisi berukuran 27 meter kali 7 meter. Kapal ini memiliki tiga lantai yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas layanan medis seperti Ruang Operasi Mayor dan Minor, Ruang Pulih Sadar, serta Ruang Sterilisasi Alat dan Obat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI