3 Ksatria Mode dalam Dewi Fashion Knights Menutup Gelaran JFW 2021

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 01 Desember 2020 | 18:21 WIB
3 Ksatria Mode dalam Dewi Fashion Knights Menutup Gelaran JFW 2021
Lulu Lutfi dalam Dewi Fashion Knights di JFW 2021. (JFW 2021)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pagelaran fesyen Jakarta Fashion Week atau JFW 2021 selalu ditutup dengan kemeriahan dan kemegahan show Dewi Fashion Knights. Kali ini, Dewi Fashion Knights memilih tiga ksatria modenya yaitu Lulu Lutfi Labibi, Chitra Subiyakto, dan Toton untuk memamerkan karya terbaiknya.

Lulu Lutfi Labibi, perancang busana yang memilih untuk bertumbuh dan berkarya di Yogyakarta ini kerap menjadikan lurik sebagai busana siap pakai dengan teknik drapping yang moderen, berdaya pakai tinggi, dan meninggalkan cerita dalam setiap tema rancangannya. Filosofi Wabi Sabi selalu diterapkan dalam proses berkarya, yaitu teori tentang estetika keindahan pada suatu hal yang tidak sempurna.

Untuk karya terbaru Dewi Fashion Knight ini, literasi dan sastra menjadi pijakan dalam membangun narasi rancangannya. Puisi dari Joko Pinurbo tentang sandang menjadi pijakan pertama dalam karya ini. Sebait puisi disembunyikan dalam kantong baju, celana, dan sarung di koleksi yang diberi nama Sandang Hening Cipta ini.

Lulu Lutfi dalam Dewi Fashion Knights di JFW 2021. (JFW 2021)
Lulu Lutfi dalam Dewi Fashion Knights di JFW 2021. (JFW 2021)

Menggunakan material katun putih dan hitam polos, tenun lurik, siffone georgette, dan tenun perca yang dibuat menggunakan mesin tradsional atau ATBM, koleksi Sandang Hening Cipta mengajarkan kita untuk lebih memaknai kebutuhan berpakaian yang cukup, kembali ke pola cutting yang simpel, sederhana dan basic.

Baca Juga: Keindahan Indonesia Jadi Inspirasi 3 Desainer dalam JFW 2021

Koleksi selanjutnya dari Sejauh Mata Memandang (SMM) kali ini mengusung koleksi yang terinspirasi dari proses daur dan memberi nafas baru untuk bahan kain yang tidak terpakai dan terbuang.

Koleksi SMM kali ini menggunakan bahan-bahan dari daur sisa bahan produksi SMM sebelumnya, pemakaian bahan dari kain yang tidak terpakai (deadstock), limbah pra konsumsi kain sisa konveksi yang tidak terpakai, dan ditambahkan detil-detil yang merupakan ciri khas SMM.

Sejauh Mata Memandang dalam Dewi Fashion Knights di JFW 2021. (JFW 2021)
Sejauh Mata Memandang dalam Dewi Fashion Knights di JFW 2021. (JFW 2021)

Terdapat belasan look yang terdiri dari kebaya, rok lilit, celana, kemeja, serta beberapa aksesoris dan tas kain multi fungsi yang dapat diubah menjadi selendang, tas selempang dan tas pinggang.

Toton dalam Dewi Fashion Knights di JFW 2021. (JFW 2021)
Toton dalam Dewi Fashion Knights di JFW 2021. (JFW 2021)

Koleksi terakhir dari Toton merupakan perwujudan dari bentuk renungan, yang berangkat dari pemikiran tentang sistem kepercayaan di Indonesia. Sebagai bangsa dengan adat istiadat yang begitu beragam, Indonesia juga mempunyai sejarah cara melihat spritual yang kaya. Salah satu aspek yang menjadi inspirasi untuk koleksi ini adalah arca-arca peninggalan agama Hindu dan Buddha yang penuh makna.

Toton dalam Dewi Fashion Knights di JFW 2021. (JFW 2021)
Toton dalam Dewi Fashion Knights di JFW 2021. (JFW 2021)

Perisai paper clay buatan tangan yang serupa pahatan arca dipadankan dengan terjemahan siluet pakaian adat Aceh dan Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Mengenang Perjalanan Barli Asmara dari Atas Panggung JFW 2021

Selengkapnya, pertunjukan Dewi Fashion Knight yang berlangsung di hari terakhir JFW 2021, bisa ditonton di https://www.jfw.tv/day-4-shows/dewi-fashion-knights.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI