Terjebak Pandemi, Warga Negara Asing Boleh Kerja Paruh Waktu di Jepang

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 01 Desember 2020 | 18:10 WIB
Terjebak Pandemi, Warga Negara Asing Boleh Kerja Paruh Waktu di Jepang
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Jepang memberikan kelonggaran bagi warga negara asing yang terjebak tak bisa pulang karena pandemi Covid-19.

Dilansir ANTARA, pelonggaran diberikan pada warga negara asing yang mengalami masalah finansial untuk mencukupi kebutuhan harian, dengan membolehkan mereka kerja paruh waktu.

Langkah sementara yang berlaku mulai hari ini tersebut merupakan pembebasan atas pembatasan ketenagakerjaan bagi warga asing di tengah kondisi Jepang yang menghadapi kekurangan tenaga kerja besar-besaran.

Walaupun demikian, partai berkuasa di Jepang tetap enggan mendorong reformasi keimigrasian secara menyeluruh.

Baca Juga: Jokowi Optimis Bisa Kendalikan Pandemi Virus Corona

Sejumlah warga asing, baik pelajar atau pemegang visa jenis lain, telah terjebak berada di Jepang lebih lama dari yang diperkirakan akibat situasi pandemi, terkait aturan ketat karantina di negara asal atau tidak tersedianya penerbangan, dan di antara mereka ada yang tidak mempunyai dukungan finansial lagi.

Di bawah aturan baru, Jepang mengizinkan warga asing mempunyai izin tinggal jangka pendek selama 90 hari untuk memperbaharui izin lama mereka serta mendapat izin untuk bekerja hingga 28 jam sepekan--bahkan bagi pemilik visa pelajar yang sudah lulus.

Sementara peserta pelatihan teknis akan diperbolehkan untuk mengubah visa mereka menjadi izin bekerja "aktivitas khusus" yang berlaku selama enam bulan, demikian menurut keterangan Kementerian Kehakiman dalam situs resminya.

Sekitar 21.000 warga asing yang berada Jepang mungkin berhak mendapatkan kesempatan dari aturan ini, kata stasiun televisi publik NHK.

Kepada Reuters, seorang pejabat di biro imigrasi menyebut bahwa informasi mengenai aturan baru ini akan disebarluaskan melalui media sosial dan durasinya akan "tergantung pada situasi".

Baca Juga: Bukan Horor, Ada Bus Tanpa Sopir di Jepang yang Layani Penumpang

Aktivis ketenagakerjaan menganggap bahwa langkah ini tidak cukup.

"Ini lebih baik daripada tidak sama sekali, namun orang-orang ini mungkin tidak dapat tercakup oleh asuransi kesehatan atau bantuan kesejahteraan. Bagus jika mereka menemukan pekerjaan, tetapi tentu sangat tidak cukup bagi mereka yang tidak mendapat pekerjaan," kata Koichi Kodama, pengacara dengan keahlian di bidang ketenagakerjaan.

"Jika mereka (pemerintah) ingin melakukan sesuatu dengan benar, maka mereka semestinya memberikan status penduduk tetap bagi mereka (warga negara asing)," ujar dia menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI