Suara.com - Sosok Kim Jong Un saat ini dikenal sebagai pemimpin dan diktator Korea Utara. Meski begitu, seorang mantan teman sekelas menyebut bahwa Kim Jong Un dulu dikenal penyendiri.
Melansir Express, hal ini dibeberkan oleh penulis Anna Fifield lewat buku "The Great Successor: The Secret Rise and Rule of Kim Jong-un".
Saat masih remaja, Kim Jong Un pernah mengenyam pendidikan di International School of Berne, dan kemudian Schule Liebefeld Steinholzli di Swiss.
Kisah masa remaja Kim Jong Un ini diceritakan lagi oleh Anna Fifield setelah dirinya mewawancarai orang-orang yang dekat dengan Kim dan mantan teman sekolah.
Baca Juga: Kasus Pembunuhan Kim Jong Nam, Keponakan Kim Jong Un Ditahan CIA
"Pada waktu ketika remaja biasanya melanggar batasan, Kim Jong Un bukanlah seseorang yang suka berpesta atau berlatih menjadi playboy," tulisnya.
"Dia tidak pergi ke perkemahan sekolah, pesta, disko, dan tidak menyentuh setetes pun alkohol."
Tidak hanya itu, Anna Fifield mengatakan bahwa Kim Jong Un adalah seorang penyendiri dan takut pada perempuan.
"Kim Jong Un sangat menghindari kontak dengan perempuan," ungkap mantan teman sekelas lainnya.
"Dia penyendiri dan tidak membagikan apa-apa seputar kehidupan pribadinya."
Baca Juga: Kim Jong Un Muncul Beri Perintah Pengetatan Sistem Darurat Covid-19
Lebih lanjut, nilai Kim Jong Un saat sekolah ternyata tidak bisa dibilang bagus. Namun, Kim Jong Un berhasil menghadiri sekolah hingga tingkat 7 dan 8, serta melewatkan sebagian tahun kesembilan di sana.
Anna Fifield juga menulis bahwa apa yang dipelajari Kim Jong Un di Swiss sangat berbeda dengan praktik pemerintahan di Korea Utara.
"Pelajaran yang diterima Kim Jong Un meliputi hak asasi manusia, hak perempuan, dan perkembangan demokrasi," tulis Anna Fifield.
"Ada penekanan pada perbedaan budaya seperti agama, etnis, dan kelompok sosial, serta hak asasi manusia, dan solidaritas untuk mereka yang kurang mampu."
Anna Fifield lantas mengungkapkan bahwa susah mengetahui apa yang dipikirkan Kim Jong Un saat memperoleh topik pelajaran tersebut.
Seperti diketahui, hak-hak tersebut hingga kini masih tidak diakui di Korea Utara.
Terbaru, Kim Jong Un bahkan dikabarkan mulai panik dan bertindak irasional akibat pandemi Covid-19.
Kim Jong Un disebut telah mengeksekusi paling tidak dua orang karena ketakutannya terhadap virus corona, juga melarang aktivitas perikanan dan produksi garam karena takut air laut telah terkontaminasi Covid-19.