Suara.com - Batik tampil di acara kompetisi fesyen Afrika Selatan. Kali ini, batik dipadupadankan dengan kain khas Afrika --seshweshwe yang menawan.
Hasil rancangan delapan orang mahasiswa Sekolah Tinggi Kejuruan Pretoria Utara (Tshwane North TVET College) ini menjadi primadona dalam kompetisi busana perempuan Afrika Selatan.
Kompetisi berjudul The Beauty of Batik and Seshweshwe : A Collaboration of Creativity in South African Bride Fashion Design itu merupakan proyek percontohan bagi mahasiswa yang diselenggarakan oleh KBRI Pretoria dan Tshwane North TVET College.
“Nobility (keluhuran) para mahasiswa dalam kegiatan ini adalah bukan sekadar berkompetisi, tetapi keberanian untuk memadukan dua budaya yang telah tumbuh berabad-abad di Indonesia dan Afrika Selatan,” ujar Duta Besar RI untuk Afrika Selatan Salman Al Farisi seperti yang Suara.com kutip di Antara, Senin (30/11/2020).
Baca Juga: Viral Video TikTok Orang Malaysia Klaim Rendang dan Batik, Ini Faktanya
Dubes Salman menambahkan bahwa karya yang dihasilkan mengandung pesan keharmonisan antarakedua bangsa yang saling mendukung dan bekerja sama.
Rangkaian proses kompetisi sendiri diselenggarakan sejak September 2020 dalam rangka memperingati Heritage Day Afrika Selatan pada 24 September 2020 dan Hari Batik di Indonesia yang jatuh pada 2 Oktober 2020.
Dalam waktu yang relatif singkat, delapan orang mahasiswa dari Tshwane North TVET College berhasil menyelesaikan hasil rancangannya berupa gaun pengantin Afrika Selatan yang merupakan perpaduan dari bahan batik dengan kain seshweshwe, yang diperagakan di hadapan dewan juri dalam dua tahap.
Tahap pertama pada 19 November 2020 oleh juri Afrika Selatan dan pada 25 November 2020 oleh juri Indonesia yang diketuai Umi Salman Al Farisi, istri Dubes RI untuk Afrika Selatan. Proses penjurian berlangsung di KBRI Pretoria.
Selain memperagakan rancangannya, para mahasiswa juga mempresentasikan karya-karyanya yang dibuat berdasarkan riset mereka mengenai batik dan busana Indonesia pada umumnya.
Baca Juga: Pigeon Luncurkan Botol Susu Motif Batik
Hasil karya rancangan para mahasiswa tersebut terinspirasi oleh keragaman budaya Indonesia dan Afrika Selatan, serta paduan motif dan filosofi budaya kain batik.
Tampil sebagai juara pertama adalah Petronella Makgeta dengan gaun pengantin batik bermotif rangrang dan sebagai juara kedua adalah Minicent Rasekgwalo yang menggunakan batik Betawi.
Penyelenggaraan kompetisi busana wanita dengan perpaduan bahan batik dan kain tradisional seshweshwe ini merupakan kegiatan kolaborasi pertama yang diselenggarakan oleh KBRI Pretoria, dengan target kalangan generasi muda Afrika Selatan yang memiliki potensi dan keingintahuan yang besar dalam merancang busana.
Selama ini, batik hanya dikenal sebagai pakaian pria di kalangan masyarakat Afrika Selatan dan mempunyai makna historis tersendiri bagi masyarakat Afrika Selatan.
Batik dikenal secara populer oleh masyarakat Afrika Selatan dengan sebutan Madiba Shirt yang merupakan panggilan akrab tokoh pejuang anti apartheid (segregasi rasial) serta mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela,yang selalu mengenakan batik dalam setiap kesempatan.