Suara.com - Menjadi salah satu sumber protein dan lemak sehat yang baik untuk tubuh, tak heran jika banyak orang disarankan untuk rutin mengonsumsi ikan.
Tapi ternyata, tidak sedikit lho warga masyarakat yang masih belum tahu kalau jeroan ikan punya kandungan protein tak kalah tinggi dari dagingnya.
Mengutip dari laman Hops.id--Jaringan Suara.com, Dr Roni Nugraha dari Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP), Fakutlats Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB) menjelaskan beberapa hal terkait kandungan nutrisi jeroan ikan.
“Khusus untuk jeroan, kalau kita melihat komposisi kimianya, jeroan banyak mengandung protein dan juga lemak tak jenuh,” katanya di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dilansir laman ANTARAnews beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Cegah Malnutrisi karena Menu Makanan Sama Setiap Hari, Cek Tips Berikut
Ia mengatakan bahwa lemak tak jenuh, terutama omega 3 dan omega 9, dapat bermanfaat mencegah inflamasi dalam tubuh.
“Omega-3 misalnya, dapat mencegah penyakit kardiovaskuler dan kalau dikonsumsi oleh bayi atau anak-anak dapat meningkatkan kecerdasan otak,” kata doktor lulusan Universitas James Cook Australia itu.
Untuk Omega-9, kata dia, dapat menghambat pembentukan Low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat, penyebab pembentukan plak pada pembuluh darah kapiler.
Lebih lanjut ia juga menggambarkan bagaimana kondisi industri perikanan memanfaatkan jeroannya sebagai bahan baku ‘by-products’ (produk sampingan).
“Industri perikanan menghasilkan banyak sekali dengan apa yang disebutnya ‘by-products’, antara lain tulang, jeroan, sisik, kepala dan bagian-bagian lain yang bukan merupakan produk utama, termasuk telur ikan.”
Baca Juga: Makan Makanan Sama Tiap Hari Sebabkan Malnutrisi, Begini Cara Mencegahnya!
Kata ‘by-product’, menurutnya bersifat relatif, tergantung jenis industrinya. “Pada industri yang menjual fillet ikan, organ-organ tersebut terkategori ‘by-product’, tetapi pada industri caviar (telur ikan), maka telurnya ini menjadi produk utama.”
Ia menyatakan lebih memilih kata by-product karena organ-organ tersebut sebenarnya masih dapat dimanfaatkan.
“Pada sejumlah penelitian, diketahui bahwa jeroannya bila dilihat pada komposisi kimianya banyak kemanfaatannya, yakni protein dan juga lemak tak jenuh itu.”
Namun hati-hati, konsumsi jeroan ikan harus cermat. Untuk konsumsi rumah tangga, tentu tidak semua jenis ikan jeroannya bisa dikonsumsi.
Apabila ingin dimanfaatkan untuk konsumsi rumahan, perlu penanganan yang segera setelah dikeluarkan dari tubuhnya agar tetap segar.
“Jeroan ikan ini termasuk organ yang mudah sekali mengalami pembusukan dikarenakan banyaknya mikroba,” kata Roni Nugraha yang menyelesaikan masternya di Department of Chemical Engineering, Chung Yuan Christian University, Taiwan itu.
Pada umumnya, kata dia, industri ikan tidak menyediakan sumber daya yang dapat digunakan untuk menangani jeroannya, sehingga lebih banyak dibuang atau kalaupun disimpan tidak lagi dalam kondisi segar dan layak untuk dikonsumsi.
“Jadi jeroannya ini banyak dimanfaatkan untuk bahan nonkonsumsi, seperti pakan, sumber enzim protease atau diambil minyaknya,” katanya.
Ia menyebutkan di lingkup IPB sudah banyak peneliti yang memanfaatkan jeroannya untuk risetnya, di antaranya yang dilakukan Prof Tati Nurhayati, yakni memanfaatkan jeroan ikan sebagai sumber enzim dan media pertumbuhan bakteri.
“Selain itu, Prof Sugeng Heri Suseno, mengambil minyaknya dari jeroannya,” tutupnya