Suara.com - Perubahan iklim membuat sejumlah orangtua di Amerika memutuskan untuk tidak memiliki anak. Mereka khawatir bahwa Bumi tidak dapat dihuni untuk anak mereka.
Dilansir dari New York Post, sebuah studi menemukan bahwa 96,5 persen orang yang disurvei mengatakan mereka "sangat" prihatin tentang dampak pemanasan global terhadap kesejahteraan calon keturunan mereka.
"Saya merasa seperti saya tidak dengan hati nurani yang baik membawa seorang anak ke dunia ini dan memaksa mereka untuk mencoba dan bertahan dalam kondisi apokaliptik," kata seorang perempuan berusia 27 tahun kepada para peneliti.
Peserta lain dalam studi tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Climatic Change, khawatir bahwa kondisi cuaca di masa depan akan menyaingi perang dunia pertama dalam terornya.
Baca Juga: Lebih 151 Ribu Anak di Sulawesi Selatan Menderita Stunting
Selain orang-orang yang mengatakan mereka akan mengabaikan reproduksi, 6 persen mengatakan mereka merasa tidak enak karena telah melahirkan anak-anak.
“Saya menyesal memiliki anak-anak saya karena saya takut mereka akan menghadapi akhir dunia karena perubahan iklim,” kata seorang ibu berusia 40 tahun.
Studi yang berjudul "Masalah eko-reproduktif di era perubahan iklim", melibatkan 607 orang Amerika antara usia 27 dan 45 tahun.
Semua orang yang disurvei sudah memperhitungkan perubahan iklim dalam menentukan apakah mereka akan punya anak atau tidak.
Tiga perempat partisipan adalah perempuan, tetapi peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik antara tanggapan perempuan dan laki-laki.
Baca Juga: 26 Tahun Terpisah, Momen Wanita Riau Bertemu Ibu Bikin Publik Ikut Menangis
Namun, orang yang lebih muda mengungkapkan kekhawatiran yang lebih besar daripada orang yang lebih tua.
Salah satu rekan penulis studi, Matthew Schneider-Mayerson dari Yale-NUS College di Singapura, menyebut umpan balik itu "sangat dalam dan emosional".
“Seringkali memilukan untuk melihat-lihat tanggapan - banyak orang benar-benar mencurahkan isi hati mereka,” katanya.