Suara.com - Masker kain telah menjadi salah satu produk kesehatan yang disulap menjadi produk fesyen paling hits di tengah pandemi Covid-19.
Dikutip Suara.com dari Antara, desainer fesyen Musa Widyatmodjo mengatakan bagaimana masker masih akan menjadi tren di tahun 2021. "Pemakaian masker gak akan pernah menghilang. Misalnya ketika nanti Covid-19 sudah gak ada, bukan keanehan kalau kita tetap mengenakan masker," kata Musa.
Seperti layaknya mode, Musa berpendapat bahwa masker bisa menjadi peluang bagi desainer maupun pegiat mode untuk terus berinovasi dan menuangkan kreativitasnya pada produk tersebut.
"Masker bisa jadi peluang asalkan maskernya berevolusi. Semua industri, ada upgrade versi, pun dengan fesyen, masker. Makin lama, makin ter-upgrade. Dulu kita bikin masker ya bikin saja. Kalau sekarang sudah bermacam-macam. Ada yang berkawat untuk mengikuti tulang hidung, dan sebagainya. Ini adalah inovasi dan tuntutan dari konsumer," imbuhnya.
Baca Juga: 8 Bulan Ditutup, Pasar di Spanyol Kembali Dibuka
Peluang, lanjut Musa, bisa diraih juga oleh pelaku UMKM yang bekerja di sektor fesyen. Namun, tentu tidak bisa sembarangan karena harus mengikuti standar medis dan anjuran pemerintah, serta tuntutan konsumen untuk aman meski memiliki tampilan modis.
"Kita harus terus belajar bagaimana membuat masker yang baik, benar dan aman. Mulai dari standar kesehatannya seperti apa, anjuran pemerintah, dan lainnya," kata Musa.
"Tugas desainer dan penjahit UMKM saat ini, kita ketika buat masker sekarang tidak bisa asal potong lalu jahit dan dijual. Selain hal tadi, masih diperlukan teknik potong, pola, elemen warna agar bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar," imbuhnya.
Lebih lanjut, Musa juga menyoroti tren belakangan di mana pakaian rumahan (loungewear) menjadi produk favorit masyarakat selama beraktivitas di rumah aja. Pengguna bisa terlihat modis dan nyaman ketika bekerja di rumah.
Hal ini dipengaruhi adanya perubahan gaya hidup di masa pandemi. Menurutnya, masyarakat saat ini lebih memilih produk fesyen yang mengedepankan fungsi alih-alih gaya.
Baca Juga: Ini Masker Termahal di Dunia Seharga Rp22,5 Miliar, Apa Istimewanya?
"Beda karena kondisi sekarang ini. Dulu, kita yang penting gaya. Kalau sekarang, lebih ke fungsi. Kita (desainer) tidak bisa bikin baju ke gaya saja, namun lebih menekankan ke fungsi dan kualitas," kata Musa.
Ia berharap, para pegiat mode bisa memanfaatkan kondisi pandemi sebagai waktu untuk merefleksikan diri dan karya-karya sebelumnya, agar bisa kembali dengan gemilang di masa depan.