Balitbangtan RI Luncurkan Bibit Padi Gogo yang Bisa Tumbuh di Tanah Kering

Rabu, 25 November 2020 | 13:34 WIB
Balitbangtan RI Luncurkan Bibit Padi Gogo yang Bisa Tumbuh di Tanah Kering
Balitbangtan RI Luncurkan Bibit Padi Gogo (Dok. Balitbangtan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Varietas padi gogo merupakan jenis padi unggulan asli Indonesia seperti yang dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 

Tidak mau ketinggalan, kini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) RI juga melakukan perakitan serupa terhadap varietas padi yang tinggi nutrisi zinc dan protein tersebut.

Dikerjakan para peneliti di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), padi gogo itu diberi nama Inpago 13 Fortiz yang berhasil diluncurkan untuk menutup akhir tahun ini. Diharapkan padi jenis ini dapat berkontribusi mengembangkan bibit padi yang bisa tumbuh dan hidup di lahan kering.

Dengan begitu, padi tidak akan terlalu mengandalkan air irigasi untuk bisa tumbuh, bahkan bisa hanya mengandalkan curah hujan semata.

Balitbangtan RI Luncurkan Bibit Padi Gogo  (Dok. Balitbangtan)
Balitbangtan RI Luncurkan Bibit Padi Gogo (Dok. Balitbangtan)

Dikutip Suara.com dari siaran pers, padi Inpago 13 Fortiz merupakan padi yang mengandung zinc sebesar 34 ppm (parts per million), serta kandungan protein cukup tinggi sebesar 9,83 persen. Varietas ini dihasilkan dari persilangan padi lokal Indonesia dengan padi unggul.

Inpago 13 Fortiz memiliki rata-rata hasil GKG 6,53 ton per hektar dengan potensi mampu menghasilkan panen hingga 8,11 ton per hektar. 

Keunggulan lain dari bibit ini adalah mampu lebih tahan terhadap 8 penyakit utama di lahan gogo atau tanah kering, seperti hama wereng coklat, toleran atau mampu bertahan dari keracunan alumunium 40 ppm, dan lebih toleran terhadap kekeringan.

"Diharapkan selain dapat meningkatkan produktivitas di lahan kering, Inpago 13 Fortiz juga dapat berperan serta memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia," ujar Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry dalam keterangan tertulis yang diterima suara.com, Selasa (24/11/2020) kemarin.

Menurut Fadjry, penciptaan varietas ini juga merupakan salah satu upaya yang murah bagi budidaya pertanian untuk memperoleh manfaat kandungan zinc dan protein yang tinggi dari beras. 

Baca Juga: Mensos : 450 Ribu Ton Beras telah Selesai Didistribusikan melalui BSB

“Caranya adalah dengan menggunakan varietas yang secara genetik mampu menghasilkan kadungan zinc dan protein tinggi sesuai dengan tingkat yang dibutuhkan oleh masyarakat," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI