Suara.com - Beberapa waktu lalu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mempublikasi hasil penelitian yang menyebut selama pandemi Covid-19, terjadi peningkatan belanja online di masyarakat.
Dari yang tadinya kebiasaan responden hanya belanja online sebanyak 1 hingga 5 kali dalam sebulan, kini meningkat 1 hingga 10 kali dalan sebulan. Fakta ini didapat melalui survei online periode 20 April hingga 5 Mei 2020.
Meski sangat membantu jalannya ekonomi dan industri kecil menengah, nyatanya belanja online membuat sampah plastik menumpuk lebih banyak dan berisiko semakin mencemari lingkungan.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. Emil Elestianto Dardak memiliki ide berupa program undian bekas kemasan yang diklaim mampu mengurangi sampah plastik dan dikumpulkan oleh konsumen untuk mengurangi sampah.
Baca Juga: Hari Ini Anies Akan Umumkan Perpanjangan PSBB Transisi DKI Jakarta
"Misalnya dulu kan ada model undian atau apa, sehingga kemasan yang dikumpulkan ini, bisa dikumpulkan kembali, dan bukan dibuang sembarangan," ujar Emil dalam acara Unilever Sustainability Day, Senin (23/11/2020).
Promo, iming-iming, atau gimmick ini dinilai cukup ampuh mendorong konsumen tertarik untuk tidak membuang sampah sembarangan dan malah mengumpulkannya.
"Tetapi sampah plastik ini kemudian dikumpulkan di satu muara, yang kemudian perusahaan itu bisa ikut kembali mendaur ulang," jelas Emil.
Upaya ini kata Emil, merupakan salah satu cara perusahaan bertanggungjawab terhadap sampah yang dihasilkannya. Sehingga perusahaan tidak dengan seenaknya memproduksi kemasan produk tanpa memikirkan, bagaimana proses daur ulang sampah di pembuangan akhir.
"Jadi perusahaan tidak hanya bisa memproduksi sampah, tapi ikut memikirkan perjalanan sampah dari hulu ke hilirnya, karena kita tahu timbunan sampah plastik ini sudah mencemari lautan yang luar biasa," tutup Emil.
Baca Juga: Wagub DKI Nyatakan PSBB Transisi Jakarta Kembali Diperpanjang