Suara.com - Pertunjukan teater biasanya kita saksikan di atas panggung dengan segala properti dan akting para pemainnya. Tapi bagaimana dengan teater radio, sudah pernah dengar?
Sutradara Unlogic Teater, Dina Febriana, mengatakan perbedaan antara teater panggung dan teater radio adalah pada penampilannya yang mengedepankan suara aktor, sound effect (efek suara), dan tanpa visual atau gambar.
"Analogi teater radio sebenarnya mengajak penonton untuk lebih dekat kepada aktor, dan juga mengajak mereka untuk berimajinasi menciptakan peristiwa tanpa adanya komponen visual (gambar)," ujar Dina dalam konferensi pers daring JEDA Djakarta Teater Platform 2020, Jumat (21/11/2020).
Dina mengatakan meski hanya mengandalkan suara, tapi selayaknya produksi teater panggung atau film, semua sound effect diambil dan direkam sendiri.
Baca Juga: Djakarta Teater Platform Hadir Lagi, Tema Tahun Ini Jeda
Ia juga menjelaskan, untuk memberikan kesan nyata, meski tidak terlihat, para aktor teater radio juga tetap dituntut melakukan olah tubuh. Ini dilakukan agar pendengar bisa merasakan emosi yang disampaikan para aktor untuk menghidupkan jalan cerita.
"Contohnya ketika di situ proses rekaman audio ada adegan dia harus menampar dirinya sendiri. Dan itu benar-benar membutuhkan ekpresi dan juga membutuhkan gerak tubuh. Tidak serta merta kita asal tepok-tepok doang, seolah kita sedang adegan berpura-pura saja. Tidak begitu. Tapi memang membutuhkan olah tubuh itu sendiri," terang Dina.
Aksi olah tubuh tetap dibutuhkan agar situasi dan suasana bisa tergambarkan atau terimajinasikan oleh pendengar. Sehingga kepekaan penonton bisa terbangun dan mereka bisa masuk ke dalam jalan cerita.
"Teater radio memang penampilannya dirancang untuk menyerap kepekaan penonton dan mengajak juga untuk sadar akan realitas dasar kehidupan, seperti teks penyiksaan, pembunuhan, hingga tangisan," tutup Dina.
Bagaimana, kamu lebih tertarik mendengar teater radio atau nonton teater panggung, nih?
Baca Juga: Hadirkan Rahim Sungai Musi, Pesan Perempuan Merawat Sungai