Untuk itu, brand lokal harus bisa bekerja sama dengan model hingga koreografer. Tujuannya, fesyen harus terlihat lebih approachable.
Sementara menurut Subhan J. Hakim, Chief Content Officer JFW, saat ini sudah ada cukup banyak brand lokal yang aktif secara digital.
Namun, deretan brand lokal ini harus bisa mencari keunikan masing-masing agar dapat ditafsirkan berulang-ulang oleh pengguna media sosial.

Selain JFW, ada pula brand fesyen Cottonink yang sudah lebih dulu memakai platform digital sejak awal berdiri.
Brand Cottonink bahkan sempat ikut membuat konten untuk challenge "Pass the Hanger" di TikTok.
"Digital platform TikTik sedang sangat berkembang secara views dan engagement lebih tinggi. Untuk stand out, harus mengikuti tren yang sedang ada di TikTok," ucap Ria Sarwono dari brand Cottonink.
Dengan adanya platform digital, diharapkan ada lebih banyak orang yang mau dan bisa berpartisipasi di dunia fesyen.
"Mayoritas pengguna TikTok saat ini milenial, ada komunitas yang sudah terkenal kreativitasnya dan bisa dimanfaatkan brand fesyen," ujar Angga Anugrah Putra.
"TikTok juga global platform, yang bisa menghubungkan berbagai negara. Ini bisa jadi ajang membukakan pintu brand lokal untuk kolaborasi dengan desainer atau brand luar," tutupnya.
Baca Juga: Viral Lelaki Mirip Song Joong Ki di TikTok, Warganet Mau Video Call Dulu