Antisipasi La Nina, Petani Harus Lakukan Ini Agar Tanaman Tidak Rusak

Rabu, 18 November 2020 | 17:50 WIB
Antisipasi La Nina, Petani Harus Lakukan Ini Agar Tanaman Tidak Rusak
Ilustrasi - Petani tengah melakukan tanam padi. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan jika sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami dampak La Nina sejak akhir 2020 hingga awal 2021 mendatang.

La Nina adalah suatu kondisi dingin atau menurunnya suhu air laut di Samudera Pasifik dari suhu rata-rata.

Pada sektor pertanian, kondisi La Nina menyebabkan kerusakan tanaman akibat terendam banjir, dan kehadiran binatang pengganggu tanaman atau OPT.

Sebagai bentuk antisipasi Peneliti Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat) Yayan Apriyana mengatakan penggunaan jenis tanah genangan untuk pertanian bisa menjadi solusi. Sehingga target swasembada Indonesia dari hasil pertanian tidak terganggu meski La Nina sedang melanda.

Baca Juga: Tips Merawat Tanaman Hias di Musim Hujan Agar Tetap Sehat dan Segar

Tanaman labu yang biasa dibuat jadi koteka oleh warga di pegunungan tengah, Provinsi Papua. (Antara/Dokumen pribadi Hari Suroto)
Ilustrasi tanaman. (Antara/Dokumen pribadi Hari Suroto)

"Penggunaan varietas tahan genangan seperti Inpara 1 sampai 10, Inpari 9, Inpari 30, Ciherang sub 1, Inpari 42 Agritan," ujar Yayan dalam siaran pers Balitbangtan yang diterima suara.com, Rabu (18/11/2020).

Sedangkan untuk mengantisipasi binatang pengganggu tanaman yang berdatangan saat La Nina, maka jenis tanaman atau tanah yang anti terhadap OPT juga bisa digunakan. Khususnya di daerah pertanian yang terkenal tinggi habitat hama wereng batang coklat, blast, maupun hawar daun bakteri.

"Strategi lainnya dengan memperbaiki cara pascapanen dan menyiapkan bantuan untuk kegiatan panen dan pascapanen menggunakan pengering (dryer) dan RMU (rice miling unit)," jelas Yayan.

Terlepas dari sederet praktik yang harus dijalankan petani, Kementan juga rencananya akan bekerjasama dengan BMKG dan melakukan pemetaan, wilayah mana saja yang paling terdampak La Nina.

Sehingga nantinya peringatan dini dan pemantauan perkembangan prediksi hujan bisa disampaikan kepada petani di daerah. Untuk mengawal ini maka dibentuklah brigade yang terdiri dari brigade La Nina (Satgas OPT-DPI), brigade alsin dan tanam, serta brigade panen dan serap gabah kostraling.

Baca Juga: Cara Merawat Tanaman Hias di Musim Hujan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI