"Pengunjung dipersilahkan mencicipi penganan tadi secara gratis. Kita memang telah menjalin kerjasama dengan seluruh KAN (Kerapatan Adat Nagari) di Kota Payakumbuh," katanya.
Sementara itu, Pimpinan Sanggar Musik Gamaik Rang Koto, Burmani Koto seusai tampil pada Selasa (17/11) malam mengatakan kepada pengunjung kalau musik ini lahir akibat pembauran antara budaya pribumi Minangkabau dan budaya barat yang sampai sekarang tetap hidup dalam masyarakat Minangkabau.
Walaupun musik Gamat lahir dari akulturasi budaya pribumi dan budaya Barat, tetapi bagi masyarakat Minangkabau, musik tersebut sudah dianggap sebagai milik dan bahagian dari tradisi mereka, sehingga ada rasa tanggung jawab bagi masyarakat tersebut untuk melestarikannya.
"Bentuk ensambel musik Gamat terdiri atas gabungan vokal dan instrumental, yang secara tradisional menggunakan biola, akordeon, gitar, gendang, dan bas sebagai instrumennya. Vokal berperan sebagai pembawa lagu yang liriknya berupa pantun-pantun Minangkabau yang bersifat metafora," katanya.
Salah seorang pengunjung Riko mengatakan ada banyak pelaku seni yang memiliki talenta luar biasa di Sumatera Barat.
Melalui acara ini mereka dapat unjuk kebolehan dan memberikan performa terbaiknya.
"Intinya kita berharap iven pertunjukan musik dan seni tradisi bisa digelar serupa oleh Pemko Payakumbuh, tentunya mengundang pelaku seni di Luak Limopuluah," ujarnya.