Kemenparekraf Dorong Industri Pariwisata Melek Digitalisasi Saat Pandemi

Jum'at, 13 November 2020 | 06:15 WIB
Kemenparekraf Dorong Industri Pariwisata Melek Digitalisasi Saat Pandemi
Petugas Dinas Pariwisata dan pihak terkait melakukan verifikasi di objek wisata Mangrove Jembatan Siapi-api (MJAA), Rabu (2/9/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk memanfaatkan berbagai platform digital dalam menangani komunikasi krisis kepariwisataan saat pandemi.

Menurut Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, Agustini Rahayu bahwa digitalisasi tidak bisa dihindari penggunaannya dalam melakukan komunikasi krisis.

Sebab, digitalisasi dapat mempermudah penyampaian pesan ke publik dengan lebih cepat dan aktual.

"Digitalisasi tidak bisa dihindari, dan kami ingin mendorong pelaku parekraf lebih mengaktifkan platform digital di dalam usahanya saat pandemi," ujar Agustini dalam penyataannya seperti dikutip dalam laman Kemenparekraf RI, Kamis (12/11/2020).

Menurutnya, dalam memaksimalkan digitalisasi untuk penanganan manajemen krisis ini juga diperlukan teknik tertentu.

Seperti selalu menganalisis apa yang sedang dibicarakan oleh publik di media sosial, hingga cara menyampaikan pesan yang menarik dan jelas.

"Penggunaan caption yang tidak terlalu panjang dan menarik juga akan sangat efektif untuk melakukan komunikasi yang baik. Itu bisa menjadi kunci untuk meningkatkan minat wisatawan," jelas dia.

Sementara, Peneliti Media Digital dan Komunikasi, Detta Rahmawan, menambahkan copywriting dalam komunikasi krisis sangat diperlukan. Sebab hal tersebut akan berpengaruh terhadap reaksi netizen di media sosial.

"Sekarang pelaku usaha harus bisa menulis dengan menggunakan tone komunikasi yang tepat, humanis empati, dan menyampaikan harapan yang tulus, dan dibuat-buat. Serta, bisa menggunakan pesan yang singkat, padat, mudah diingat, dan hindari jargon yang kaku," katanya.

Baca Juga: Jamin Keamanan Wisatawan, Kemenparekraf Gelar Simulasi 3K di Objek Wisata

Detta juga menjelaskan, untuk memudahkan penyelesaian konteks krisis hingga menentukan strategi komunikasi yang tepat, juga diperlukan penelusuran perbincangan digital. Caranya dengan menggunakan aplikasi untuk monitoring media sosial, berita online.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI