Suara.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar simulasi protokol 3K (kesehatan, keamanan, dan keselamatan) terhadap destinasi pariwisata nasional, dalam upaya mendorong terciptanya kepercayaan wisatawan.
Kegiatan yang juga didukung oleh 23 kementerian/lembaga yang berlangsung di Hotel Inaya Bay Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan menyimulasikan tiga skenario penanganan ketanggapdaruratan.
Pertama, skenario fokus pada penanganan early warning system pada peristiwa gempa bumi yang berpotensi tsunami. Lalu kedua, skenario berfokus pada penanganan peristiwa kecelakaan wisatawan. Serta ketiga, skenario berfokus pada peristiwa kecelakaan kapal tenggelam.
Menparekraf Wishnutama Kusubandio mengatakan pandemi telah membuat pandangan terhadap objek wisata berubah. Karena, wisatawan kini ingin menjamin dalam hal kesehatan, keamanan, dan keselamatan.
Baca Juga: Libur Panjang Akhir Oktober, 5 Wisatawan di Jabar Positif Covid-19
“Atas dasar itu, kita ingin melakukan re-strategy terhadap kepariwisataan. Ke depan, strategi pariwisata harus lebih komprehensif dan terintegrasi,” ujar Wishnutama dalam pernyataannya seperti dikutip dalam laman Kemenparekraf RI, Kamis (12/11/2020).
Dia juga menerangkan, apa yang dilakukan pihaknya ini adalah demi menjamin keseriusan terhadap penanganan kesehatan, keamanan, dan keselamatan di destinasi wisata. Protokol ini juga menjadi hal penting untuk mempercepat pemulihan pariwisata dan mewujudkan quality tourism.
“Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya untuk seluruh tim gabungan yang telah bersinergi menyusun hingga melaksanakan rangkaian simulasi protokol kesehatan, keamanan, dan keselamatan ini,” jelasnya.
Kata dia, simulasi protokol ini adalah yang pertama dilakukan di Indonesia. Dirinya juga menjamin akan melakukan simulasi 3K yang sama ke depannya, terhadap destinasi pariwisata nasional lainnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengapresiasi kegiatan simulasi ini yang merupakan satu uji coba sebuah sistem terpadu yang menjadi cikal bakal SOP (Standard Operational Procedure) bidang kesehatan, keamanan, dan keselamatan destinasi pariwisata Indonesia.
Baca Juga: Lesu Akibat Pandemi, Ini Kiat Kemenparekraf Dongkrak Wisata Selam
“Presiden sudah memberikan arahan supaya semua kegiatan terintegrasi dan perbaikannya pun secara terintegrasi. Tidak ada boleh orang yang atau instansi juga K/L yang punya langkah sendiri-sendiri,” tuturnya.