Suara.com - Susu menjadi salah satu minuman yang cukup penting untuk pertumbuhan dan juga memenuhi gizi harian. Berbagai jenis susu banyak dijumpai di pasaran, di antaranya susu UHT dan susu pasteurisasi.
Dua jenis susu ini, meskipun tampak mirip, tentu saja ada perbedaannya. Bila salah dalam cara penyimpanan, susu yang dibeli bisa saja rusak dengan lebih cepat.
Susu UHT atau Ultra High Temperature adalah jenis susu yang dipanaskan menggunakan suhu sangat tinggi namun dengan waktu sangat singkat.
Merangkum dari berbagai sumber, susu UHT yang dipanaskan pada suhu 150 derajat Celcius selama tiga detik dan langsung didinginkan pada suhu 5 derajat Celcius.
Proses pemanasan dengan suhu yang sangat tinggi ini akan membunuh semua bakteri yang ada di susu.

Cara penyimpanannya bisa dibilang mudah. Susu UHT cukup aman bila tak dimasukkan ke dalam kulkas selama kemasan belum dibuka.
Susu UHT bisa bertahan selama 6-12 bulan di suhu ruang selama tak terkena sinar matahari langsung. Apabila kemasan sudah dibuka, susu ini wajib dimasukkan ke kulkas agar tak cepat rusak.
Sementara itu, susu pasteurisasi dipanaskan dengan suhu yang lebih rendah, namun waktunya lebih lama.
Ada dua cara untuk proses pemanasan susu pasteurisasi. Pertama adalah proses sederhana di mana susu akan dipanaskan dengan suhu 65 derajat Celcius selama 30 menit.
Baca Juga: Jangan Kebanyakan Susu Rendah Lemak, Ternyata Begini Dampaknya
Cara kedua yaitu proses pemanasan suhu tinggi, biasanya dipanaskan pada suhu 75 derajat Celcius selama 15 detik dan setelah itu didinginkan.