Suara.com - Untuk orang yang kerap naik bus rasanya sudah tak asing dengan pedagang keliling. Biasanya ada pedagang keliling yang menjajakan produk jualannya dari satu bus ke bus lain.
Di trasportasi umum memang banyak yang kerap berjualan makanan, peralatan dapur, mainan, bahkan alat elektronik. Beberapa pedagang ini meletakkan produk dagangannya satu per satu ke pangkuan penumpang. Umumnya mereka akan mengatakan, "bisa dilihat dulu ya Bapak, Ibu."
Kemudian setelah berpromosi menjelaskan barang dagangannya, barang tersebut akan diambil kembali kecuali penumpang membeli barang tersebut.
Trik berjualan ala abang-abang pedagang keliling ini rupanya ada teorinya, lho. Teori ini bernama endowment effect. Teori ini diterapkan pada pedagang keliling dalam menjajakan produknya.
Baca Juga: Trik Jitu Hemat Kuota Internet saat Pandemi
Endowment effect adalah ketika seseorang telah memiliki barang, maka orang ini akan menilai barang tersebut dengan nilai yang tinggi dibanding saat dia tak memiliki barang itu.
Ketika barang dagangan dipegang oleh penumpang, secara tak langsung mereka menganggap bahwa barang tersebut adalah milik mereka.
Ketika barang ini diambil oleh pedagang, akan ada rasa kehilangan atau rugi. Padahal, sifat dasar manusia adalah tak mau rugi. Hal inilah yang kemudian membuat penumpang yang terkena efek ini membeli dagangan tersebut.
Menghimpun dari akun TikTok @clarissachristiyan, trik endowment efek ini pun digunakan di IKEA dalam menjajakan produk. Sebagai penyedia perabot rumah tangga, mereka menata perabot yang dijual seolah seperti rumah dan pembeli dapat duduk atau merasakan perabot tersebut secara langsung.
Mereka ingin pengunjung merasakan endowment effect dengan desain gerai yang seperti rumah.
Baca Juga: Biar Nggak Capek, Simak Trik Kejar Sunrise di Gunung Telomoyo Berikut Ini
Apakah kamu pernah membeli barang karena secara tak sadar terkena efek ini? Atau menurutmu trik marketing dari pedagang keliling itu sama sekali tak mampu mengusikmu?