Diminati Turis, Tapi Kenapa Jepang Cuma Punya Sedikit Hotel Bintang Lima?

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 10 November 2020 | 10:43 WIB
Diminati Turis, Tapi Kenapa Jepang Cuma Punya Sedikit Hotel Bintang Lima?
Hotel Bintang Lima, Aman Tokyo. (Instagram/@aman_tokyo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pertanyaan di atas menggelitik banyak orang, mengingat Jepang dikenal sebagai salah satu negara yang sangat diminati oleh turis asing. Dibandingkan Amerika Serikat, China, Prancis, dan Italia, ternyata Jepang hanya memiliki sedikit sekali hotel bintang lima.

Dilansir dari laman Japan Info, sebagai gambaran, di awal tahun 2020, Jepang hanya memiliki 32 hotel bintang lima. Sementara, kota London memiliki 79 hotel bintang lima, Paris memiliki 61, dan New York 60. Kemudian China memiliki 137 hotel bintang lima, Thailand 112, Italia 186, Prancis 127, dan AS 793. Bagaimana bisa negara maju dan modern seperti Jepang sangat tertinggal jauh, bahkan dari kota-kota besar dunia, dalam hal jumlah hotel mewah bintang lima?

Ternyata, ada alasan kuat mengapa Jepang tidak memprioritaskan keberadaan hotel mewah di negaranya. Hal ini karena Jepang memiliki ryokan, yaitu penginapan tradisional yang menawarkan sensasi penginapan mewah, termasuk makanan lokal yang fantastis.
Di negara yang sangat berfokus pada tradisi ini, tidak ada kebutuhan yang signifikan untuk membangun hotel mewah ketika kota-kota wisata telah menawarkan onsen (pemandian air panas tradisional Jepang) dan ryokan yang indah.

Ambil contoh Kyoto, meskipun dikenal sebagai salah satu kota yang paling banyak dikunjungi turis, tidak ada satu pun hotel bintang lima selama bertahun-tahun di sini. Hal itu lantaran para turis merasa tak lengkap menikmati Kyoto tanpa menginap di ryokan. Meski kemudian, Kyoto kini mengalami sedikit perubahan dalam jumlah hotel mewah, di mana pada tahun 2016 kota ini kedatangan Four Seasons Kyoto. Dan tiga tahun setelah Four Seasons memulai debutnya di Kyoto, Park Hyatt dan Aman ikut membangun properti hotel mewah mereka di Kyoto.

Baca Juga: Cegah Covid-19, Pemprov DKI Sulap Hotel Bintang Jadi Pengungsian Banjir

Park Hyatt Kyoto. (Instagram/@parkhyattkyoto)
Park Hyatt Kyoto. (Instagram/@parkhyattkyoto)

Alasan lain di balik sedikitnya hotel mewah di Jepang adalah popularitas hotel bisnis. Selama tahun-tahun yang menyebabkan gelembung ekonomi Jepang, hotel bisnis mulai bermunculan di banyak kota besar dan kecil. Hotel bisnis menawarkan apa yang dibutuhkan pebisnis, yaitu tempat tidur dan kamar mandi yang bersih. Siapa yang mengharapkan kamar tidur besar, kolam renang, atau pilihan makan beragam jika fokus Anda adalah bekerja?

Bahkan saat ini, hotel bisnis juga jadi pilihan utama di antara turis lokal dan asing karena tarifnya yang terjangkau. Siapa yang peduli pada ukuran kamar yang tidak terlalu luas atau kamar mandi kecil jika Anda bisa menghabiskan hanya ¥ 8.000 atau Rp 1 juta saja per malam?

Namun, kini tampaknya Jepang berencana untuk menambah hotel bintang lima di negaranya, mengingat semakin banyaknya pasar potensial di segmen ini. Meningkatnya jumlah turis asing pada beberapa tahun terakhir ke Jepang telah meningkatkan permintaan hotel mewah. Hal ini lantaran sejumlah besar turis asing lebih suka menginap di hotel yang dirasa lebih akrab bagi mereka.

Kini, di Tokyo, Anda dapat menemukan deretan hotel mewah dengan nama-nama seperti Mandarin Oriental, Four Seasons, Aman, The Peninsula, Park Hyatt, Ritz Carlton, Shangri-La, dan Conrad. Sedangkan untuk hotel mewah lokal, ada Palace Hotel, Imperial Hotel, The Okura, The New Otani, Tokyo Station Hotel, dan Hoshinoya. Pemerintah setempat saat ini berinisiatif untuk mendorong dan mendukung pengembangan 50 hotel bintang lima, termasuk hotel Bvlgari yang akan dibuka pada tahun 2022 di Tokyo.

Baca Juga: Dampak Pandemi, Bisnis Perhotelan Alami Peurunan Hunian Hingga 80%

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI