Suara.com - Setelah sempat tutup karena Pandemi Covid-19 wisata Monkey Forest di Ubud, Bali, kemabli dibuka untuk wisatawan.
Melansir Beritabali.com --jaringan Suara.com-- destinasi wisata populer di Ubud ini diharapkan bisa membangkitkan kembali pariwisata Bali.
"Sangat menyedihkan melihat Ubud sepi, restoran tutup, art shop tutup. Maka itu kita sambut baik dibukanya kembali Monkey Forest. Agar yang lain bisa buka, mari bersama bangkit kembali," ujar Wakil Gubernur Bali Tjokorda Artha Ardhana Sukawati, atau akrab disapa Cok Ace tersebut.
Menurut Cok Ace, saat ini adalah waktu yang tepat untuk membangkitkan pariwisata di Bali. Meskipun diakui, perkembangan kasus Covid-19 di Bali belum sepenuhnya melandai.
Baca Juga: Luhut Ungkap Bali Ditargetkan Zona Hijau Covid-19 Awal 2021
"Memang masih ada kasus Covid, berkembang dan meredup. Tapi berdasarkan data, bahwa Provinsi Bali tingkat penyembuhannya terbaik. Ini luar biasa berkat ketaatan masyarakat menerapkan protokol kesehatan," jelasnya.
Penglingsir Puri Ubud ini pun semakin yakin kunjungan wisata akan melonjak setelah objek-objek wisata mulai buka. Salah satunya dilihat dari liburan panjang cuti bersama atau long weekend end akhir Oktober 2020 lalu.
"Agustus memang masih kecil, tapi September-Oktober mulai meningkat. Terutama wisatawan domestik," jelasnya.
Maka itu, Cok Ace mengajak pelaku pariwisata di Bali bersiap-siap. Menurutnya, Bali saat ini ada pada dua pilihan.
Apakah menunggu Covid-19 berakhir baru membuka pariwisata atau bersiap-siap meski Covid belum usai.
Baca Juga: Kampus di Bali Ini Bolehkan Mahasiswa Membayar dengan Kelapa
"Saya berpikir lebih baik bersiap-siap dulu lah, buka dulu (objek wisata). Agar artshop juga bisa buka. Ini toh juga untuk saudara-saudara kita di Bali," jelasnya.
Ketika objek wisata sudah buka, daya tarik Bali diyakini akan mampu menarik wisatawan domestik untuk berlibur.
Hal senada juga diungkapkan General Manager Monkey Forest I Nyoman Sutarjana. Sebagai persiapan menyambut kedatangan wisatawan, Monkey Forest pun sudah memenuhi standar penerapan protokol kesehatan.
Di antaranya keberadaan wastafel di sejumlah titik, pengukuran suhu tubuh, penyediaan hand sanitizer, masker dan imbauan baik secara tertulis maupun pengeras suara agar pengunjung jaga jarak.
"Paling penting kita atur alur kunjungan. Agar tidak terkonsentrasi di satu tempat," ujarnya.
Oleh karena wisatawan Asing belum sepenuhnya boleh berkunjung, Monkey Forest saat ini lebih berkonsentrasi pada kunjungan wisatawan domestik dan ekspatriat yang tinggal di Bali.
"Asing belum buka, sasaran domestik dan kitas tinggal di Bali. Tren wisata ke depan adventure nature, itu kelebihan disini selain juga spot-spot foto yang kece," imbuhnya.
Ditambahkan Sutarjana, sebagai pendukung reopening Monkey Forest pihaknya bekerjasama dengan Ubud Hotel Association (UHA).
Melalui jalan santai mengelilingi area Monkey Forest sembari mengunggah postingan menarik di media sosial. Jalan santai ini diikuti puluhan pekerja akomodasi wisata di Ubud.