Suara.com - Pakaian yang sudah tak diinginkan, biasanya akan berakhir dengan disumbangkan. Tapi, kini ada inovasi yang baru diperkenalkan oleh H&M, yaitu sistem daur ulang Looop, di mana Anda bisa mentransformasi pakaian yang sudah tak diinginkan menjadi fashion baru.
Inovasi ini ditawarkan kepada pelanggan H&M di Swedia. Dengan bantuan dari sistem daur ulang pakaian-ke-pakaian (garment-to-garment) baru 'Looop', H&M berkomitmen bahwa tekstil lama memiliki nilai dan tidak boleh di sia-siakan.
Lalu, bagaimana cara kerjanya? Mengutip dari rilis yang diterima Suara.com, Looop menggunakan teknik yang membongkar dan merakit pakaian lama menjadi yang baru. Pakaian dibersihkan, diparut menjadi serat dan dipintal menjadi benang baru yang kemudian dirajut menjadi fashion baru.
Beberapa bahan mentah yang bersumber secara berkelanjutan perlu ditambahkan selama proses tersebut, dan bagian ini diupayakan dibuat sekecil mungkin. Sistem ini tidak menggunakan air dan bahan kimia, sehingga memiliki dampak lingkungan yang jauh lebih rendah daripada saat memproduksi garmen dari awal.
Baca Juga: Daur Ulang Sampah Jadi Cara Warga Melawan Mafia Limbah di Pakistan
H&M ingin memimpin perubahan menuju industri mode yang berkelanjutan, dan ini sudah dimulai tahun 2013, di mana H&M menjadi perusahaan retail pertama dengan program pengumpulan garmen global.
Kini, dengan harga 100 Kronor Swedia (Rp 168.000), anggota klub loyalitas H&M dapat menggunakan Looop untuk mengubah pakaian lama mereka menjadi pilihan fashion yang baru. Sedangkan untuk non-anggota, biayanya adalah 150 Kronor Swedia (Rp 252.000). Seluruh pendapatan ini nantinya diberikan kepada proyek yang berkaitan dengan penelitian tentang bahan. Dan pada tahun 2030, H&M menargetkan semua bahan fashion mereka didaur ulang atau diambil sumbernya dengan cara yang lebih berkelanjutan.
Looop sendiri dibuat oleh H&M Foundation, non-profit organization, bersama dengan mitra penelitian HKRITA (The Hong Kong Research Institute of Textiles and Apparel) dan pemintal benang Novetex Textiles yang berbasis di Hong Kong.
Bagaimana, tertarik mengubah pakaian lamamu menjadi pilihan fashion baru? Semoga H&M akan segera membawa teknologi ini ke Indonesia, ya.
Baca Juga: Aktivis Lingkungan Daur Ulang Masker dan APD Bekas Jadi Batu Bata