Jelang Libur Panjang, Epidemiolog Unair Imbau Masyarakat Hindari Wisata Air

Jum'at, 23 Oktober 2020 | 18:40 WIB
Jelang Libur Panjang, Epidemiolog Unair Imbau Masyarakat Hindari Wisata Air
Tempat wisata pantai Ancol Jakarta. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Akhir bulan Oktober akan berlangsung libur panjang, semua masyarakat tentu sudah memiliki rencana untuk berwisata. Namun, tetap protokol kesehatan patut wajib dijalankan untuk mencegah penularan Covid-19.

Laura Navika Yamani, seorang Epidemiolog dari FKM Universitas Airlangga, mengaku bahwa tidak dipungkiri akan terjadinya lonjakan penularan di tempat-tempat wisata. Terlebih, masyarakat juga sudah mulai merasakan kejenuhan di rumah saja.

“Kita nggak bisa melarang rakyat Indonesia untuk melakukan liburan. Tapi ini juga tergantung dari masyarakatnya, artinya masyarakat harus tetap mentaati protokol kesehatan,” ujar Laura dalam diskusi secara virtual, Jumat (23/10/2020).

Menurutnya, pemerintah harus berkolaborasi dengan pengusaha tempat wisata, restoran, hingga perhotelan untuk mengedukasi dan mensosialisasi kepada masyarakat soal protokol kesehatan di tempat umum, agar selain bisa menikmati liburan dengan bahagia, juga merasa aman.

Baca Juga: Pandemi, Libur Panjang? Coba Ajak Anak Berkebun di Rumah, Ini Tipsnya

Lebih lanjut, kata dia, sebaiknya masyarakat menghindari tempat wisata air, karena itu akan membuat setiap orang berkerumun tanpa mentaati protokol kesehatan, dan berpotensi menularkan lewat air.

“Untuk wisata air ini memiliki potensi, karena kan ini virus tidak bisa diidentifikasi mana yang membawa virus atau mana yang enggak. Jadi jika ditanya risikonya, pasti akan ada risiko bila liburan di tempat-tempat wisata air,” jelasnya.

Dia menambahkan, virus ini memiliki potensi menularkan lewat air yang masuk ke mulut, hidung, dan mata saat berenang. Jadi itu harus dihindarkan, risikonya memang sudah ada, tapi secara penelitian belum membuktikan.

Laura berharap masyarakat bisa memilih tempat-tempat wisata yang yang secara kapasitas secara pengunjung tidak terlalu banyak. Jadi ketika pengunjung datang membludak orangnya, jangan sampai masuk ke tempat tersebut karena itu akan berisiko untuk tertular.

“Untuk masyarakat yang ingin liburan dan berwisata harus memiliki standar, jadi tidak boleh memaksakan diri untuk berlibur jika memang kondisi kesehatannya sedang sakit atau memaksakan liburan dengan membawa bayi atau balita, lansia yang memiliki komorbid,” tuturnya.

Baca Juga: Jelang Libur Panjang Maulid, Polda Metro Siapkan Skenario Contraflow

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI