Epidemiologi UI: Boleh Liburan, Asal Patuh Protokol Kesehatan

Rabu, 21 Oktober 2020 | 16:53 WIB
Epidemiologi UI: Boleh Liburan, Asal Patuh Protokol Kesehatan
Ilustrasi bandara, pergi liburan (envato elements @nenetus)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia, Dr. dr. Tri Yunis MW, M.Sc, menyampaikan bahwa liburan di tengah wabah virus corona sebenarnya bukan tindakan yang salah. Asalkan, ia menegaskan, tetap disiplin melakukan protokol kesehatan di manapun berada.

"Liburan bukan sesuatu yang salah. Minggu juga hari libur. Libur bisa kita isi dengan sesuatu bermanfaat dan aman buat kita. Kemudian kita bisa terhindar dari semua penyakit," kata dokter Tri dalam konferensi virtual BNPB, Rabu (21/10/2020).

Waktu berlibur, menurutnya, bisa dimanfaatkan untuk berkumpul dengan keluarga atau juga kerabat dekat. Namun tetap dengan aturan jaga jarak. Dalam berwisata, Tri menyarankan untuk memilih lokasi yang telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Boleh berwisata ke mana saja yang memenuhi protokol kesehatan baik. Kita bisa berkumpul dengan keluarga, kerabat, asalkan tetap jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan. Kalau itu dipenuhi, insyaallah liburan kita tetap sehat," ujarnya.

Baca Juga: Tak Larang Liburan, Satgas Minta Masyarakat Batasi Acara Kumpul Keluarga

Ketua Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia itu menjelaskan bahwa Covid-19 menular melalui droplet atau percikan air liur yang keluar saat orang bersin, bicara, atau juga batuk. Sehingga pencegahannya sangat mungkin dilakukan dengan memakai masker dan menjaga jarak.

"Kunci penyebaran Covid-19 pada cara penularan melalui droplet dari orang ke orang, dari percikan air liur atau saat bicara keluar droplet. Kalau itu terjadi, kerumunan adalah cara penularan Covid paling efektif. Jadi kalau tidak jaga jarak, akan menular. Karena droplet menular pada jarak tertentu," jelasnya.

"Kuncinya, kita harus pakai masker untuk menghindari pintu masuk droplet melalui saluran napas hidung dan mulut," tambah dokter Tri.

Hanya saja, memakai masker juga tidak sepenuhnya cukup, terutama jika hanya memakai masker kain yang paling umum dipakai masyarakat. Sebab, Tri menjelaskan, masker kain hanya mampu memproteksi virus dan bakteri sekitar 70 persen.

Sedangkan masker bedah 80-90 persen dan masker N95 baru bisa 99 persen. Sehingga ia menegaskan bahwa menjaga jarak tetap harus dilakukan.

Baca Juga: Waspada! Inilah Alasan Pria Lebih Rentan Menderita Covid-19 Parah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI