5 Alasan Mengapa Lagu Anak Indonesia Perlu Didendangkan Kembali

Vania Rossa Suara.Com
Minggu, 18 Oktober 2020 | 09:00 WIB
5 Alasan Mengapa Lagu Anak Indonesia Perlu Didendangkan Kembali
Acara Sofa Kuning di Mola TV. (Dok. Mola TV)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anda yang menjalani masa kanak-kanak di era 70-an dan 80-an, pasti akrab dengan beragam lagu anak Indonesia macam Tik Tik Bunyi Hujan, Naik Delman, Desaku, Nenek Moyang, hingga Aku Seorang Kapiten. Kini, lagu-lagu tersebut mungkin tak pernah lagi terdengar, kecuali di rumah-rumah ketika para orangtua berdendang menyanyikan lagu-lagu tersebut untuk anak-anaknya.

Ya, meski lawas, lagu anak Indonesia yang pernah populer di masanya itu seakan tak pernah hilang dari ingatan kita, generasi 70-an dan 80-an. Tak heran, meski saat ini anak-anak lebih banyak mendengar dan menyanyikan lagu dewasa ataupun lagu anak berbahasa Inggris, sebagian dari mereka masih mengenal lagu anak Indonesia macam Balonku, Nina Bobo, Bintang Kecil, Pelangi Pelangi, dan mungkin masih banyak lagi lainnya.

Tapi pertanyaannya, seberapa banyak orangtua yang masih rutin mengajak anak-anaknya menyanyikan lagu tersebut? Berapa banyak di antara kita, para orangtua, yang mau melestarikan lagu anak Indonesia lawas tersebut agar tak punah hingga generasi selanjutnya?

Jawabannya, mungkin tak banyak. Tak sedikit orangtua yang lebih bangga ketika anak-anaknya fasih menyanyikan lagu anak berbahasa Inggris. Bahkan, banyak pula yang bangga ketika anak-anaknya dianggap pandai menirukan lagu barat dewasa lengkap dengan koreografinya.

Baca Juga: The 90's Festival 5th Edition Berkolaborasi dengan #SaveLaguAnak

Adalah hak setiap orangtua untuk memilih hal seperti apa yang ingin ia banggakan dari anak-anaknya. Tapi, tak ada salahnya kita mencoba bernostalgia dengan lagu anak Indonesia yang dulu pernah kita nikmati saat menjadi anak-anak, dan memperkenalkannya pada anak-anak kita kini. Siapa tahu, sama seperti kita dulu, mereka pun menikmatinya, kan?

Anda butuh alasan kuat untuk meyakinkan diri kenapa lagu anak Indonesia ini perlu disosialisasikan kembali? Ini dia 5 alasannya.

1. Lagu anak Indonesia diciptakan dengan maksud, pesan, dan fungsi tertentu
Lagu anak Indonesia klasik macam Bintang Kecil, Pelangi Pelangi, Satu Satu Aku Sayang Ibu, hampir semuanya punya lirik yang sederhana, pendek, dan mudah dihapal. Dan semua lagu pun mengandung maksud, pesan, dan fungsi tertentu. Misal Nina Bobo yang fungsinya relaksasi atau menenangkan, lagu Bangun Tidur yang edukatif, bahkan ada juga lagu macam Ular Naga untuk mengiringi permainan kanak-kanak.

Hal ini dibenarkan oleh Audrey Meirina, salah satu host tayangan interaktif Sofa Kuning yang menampilkan lagu-lagu anak Indonesia yang diaransemen ulang sesuai selera zaman, yang mengatakan bahwa lagu anak Indonesia itu sangat edukatif.

"Lagu kita mengajarkan pantun, pergi ke sekolah, gosok gigi, dan masih banyak lagi. Dan semua itu pakai bahasa kita sendiri. Melodinya pun sangat indah," katanya.

Baca Juga: Menikmati Lagu Anak Di Instalasi Seni Digital

Ia kemudian membandingkan lagu anak Indonesia dengan Baby Shark yang juga populer di kalangan anak-anak. "Meski punya banyak versi, intinya lagu ini cuma menceritakan 'Bayi hiu hiu hiu, ayah hiu hiu hiu (sambil berdendang)'. Ini cuma ear catchy untuk anak-anak joget-joget saja," katanya.

2. Lagu anak Indonesia diciptakan khusus untuk anak-anak
Anda mungkin sering mendengar anak-anak menyanyikan lagu dewasa yang menceritakan soal cinta atau perselingkuhan. Bahkan, beberapa lagu barat, tak sedikit yang liriknya mengandung kata kasar dan provokatif, yang seharusnya tak diucapkan oleh anak-anak.

Tentu bukan salah lagu-lagu tersebut, karena lagu-lagu itu memang diciptakan untuk dikonsumsi orang dewasa, bukan anak-anak. Kitalah sebagai orangtua yang bersalah, karena tidak memperdengarkan lagu yang sesuai untuk anak.

Aqi Singgih, suami Audrey yang sama-sama menjadi host di Sofa Kuning, termasuk orangtua yang miris dengan fakta ini. "Anak-anak akan menyanyikan apa yang orangtuanya dengarkan. Orangtuanya dengerin lagu Selena Gomez, ya anak nyanyi lagu Selena Gomez. Orangtua mendengarkan Ariana Grande, anak akan nyanyi lagu Ariana Grande, yang mungkin liriknya bukan untuk anak-anak. Ini yang membuat anak dewasa terlalu cepat," kata Aqi yang juga vokalis band Alexa ini.

3. Lagu anak Indonesia punya melodi yang indah
"Desaku yang kucinta, pujaan hatiku
Tempat ayah dan bunda, dan handai taulanku"

Familiar dengan potongan lirik lagu Desaku di atas? Indah, bukan, nadanya?

Selain lagu Desaku, masih banyak lagu anak Indonesia lain yang memiliki melodi indah, termasuk lagu kebangsaan dan lagu daerah.

Aqi Singgih dan Audrey Meirina. (Dok, Mola TV)
Aqi Singgih dan Audrey Meirina. (Dok, Mola TV)

Audrey bercerita, bagaimana putri kecilnya, Gaia, tiba-tiba minta dinyanyikan lagu Soleram. "Tiba-tiba dia bilang, 'Ibu... Ibu, Soleram!' Ini, lagu daerah, melodinya bangus banget, enak banget. Ini membuat kita berpikir, bagaimana caranya lagu ini harus diperkenalkan kembali, diingatkan kembali, jangan sampai punah dan terlupakan lagu indah ini," katanya.

4. Lagu anak Indonesia menggunakan bahasa kita sendiri
Lagu punya peran penting dalam mengajarkan bahasa pada anak. Itu sebabnya, banyak orangtua memilih memperdengarkan lagu anak berbahasa Inggris dengan tujuan agar anak lancar bahasa tersebut.

Nah, kenapa hal yang sama tidak dilakukan untuk bahasa kita sendiri, bahasa Indonesia? Lewat lagu, anak dapat memperkaya kosa kata, serta belajar berbahasa yang baik. Dan, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa sederhana, khas anak-anak, mereka pun jadi lebih mudah mengerti isi dan pesan dari lagu tersebut. Ini tentu berbeda dengan lagu dewasa, di mana bahasa yang digunakan kadang terlalu rumit dan sulit dimengerti artinya oleh anak.

5. Lagu anak Indonesia kini diaransemen ulang menjadi lebih menarik dan nyaman untuk diperdengarkan kembali
Pasangan Aqi dan Audrey termasuk orangtua yang rindu dengan lagu-lagu anak Indonesia. Sejak mereka menikah, mereka punya proyek meng-cover lagu, termasuk lagu anak. Ada begitu banyak lagu anak yang mereka suka, dan kemudian mereka cover dengan aransemen yang diperbaharui oleh Aqi, yang notabene memang seorang musisi, seperti Burung Kutilang, Tik Tik Bunyi Hujan, dan Nenek Moyangku.

Menurut Aqi, salah satu tantangan untuk memperdengarkan dan mengangkat kembali lagu anak Indonesia adalah bagaimana caranya supaya anak-anak zaman now bisa menyanyikan lagu ini dengan nyaman.

"Untuk itu, orangtuanya dulu yang harus nyaman mendengarkan lagu-lagu anak ini. Dan ketika orangtua sudah nyaman mendengarkan lagu-lagu anak yang sudah diaransemen ulang oleh kami, mereka mungkin berpikir, 'Wah, ini kenapa Seorang Kapiten bisa begini lagunya ya?', dan kemudian mereka nggak akan keberatan mendengarkan kembali lagu-lagu itu sambil bernostalgia. Dan setelah itu, mereka diharapkan akan memperdengarkan dan mengajarkan kepada anak-anaknya," tutur ayah dua anak ini.

Apa yang diimpikan Aqi dan Audrey tampaknya sejalan dengan concern Mola TV untuk mensosialisasikan kembali lagu anak Indonesia melalui tayangan interaktif Sofa Kuning, sebuah acara keluarga yang menampilkan lagu-lagu anak Indonesia yang diaransemen ulang sesuai selera zaman.

"Pas awal pandemi, Mas Nirwan, produser Sofa Kuning, menelepon mengajak kolaborasi untuk lagu anak ini. Wow, ini seperti mimpi jadi kenyataan," kata Aqi.

Tak sekadar menanyangkan lagu anak Indonesia yang telah diaransemen ulang, tayangan ini dikemas dalam bentuk karaoke dan kuis berhadiah. Di setiap episode, akan ada 3 lagu anak yang dinyanyikan oleh Aqi dan Audrey bersama kedua anak mereka, Rukha dan Gaia. Setiap selesai satu lagu, akan ada kuis yang terdiri dari beberapa pertanyaan seputar isi lagu tersebut.

Acara ini paling seru disaksikan bareng keluarga, bersama anak-anak ataupun keponakan. Pasti menyenangkan melibatkan anak-anak untuk ikut menjawab pertanyaan kuis yang diberikan. Beberapa soal terasa mudah untuk anak, tapi satu atau dua mungkin akan cukup sulit untuk dijawab oleh mereka. Dari sini, interaksi pun akan tercipta antara kita orangtua dan anak-anak.

Di akhir episode, akan dipilih 45 pemenang dengan nilai tertinggi untuk mendapatkan hadiah total ratusan juta rupiah. Dan tentu ini bukan hal yang mudah, mengingat Anda berkompetisi dengan ratusan orang, dan penilaian tak hanya berdasarkan jawaban yang benar tetapi juga waktu tercepat saat menjawab.

Bagaimana, apakah 5 alasan di atas untuk mendendangkan kembali lagu anak Indonesia di rumah sudah cukup buat Anda? Jika ya, dan Anda tertarik memulainya bersama Sofa Kuning, silakan menantikannya setiap Sabtu sore di Net TV, setelah terlebih dulu mendaftar di aplikasi Mola TV.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI