Suara.com - Dampak pandemi Covid-19 telah menghantam seluruh komponen ekonomi Indonesia.
Tak hanya berdampak besar pada ekonomi, pandemi dan pembatasan mobilitas juga mengubah tatanan kehidupan masyarakat, tak terkecuali perilaku konsumen dalam belanja.
Perubahan tersebut terungkap dari survei yang dilakukan Bank DBS Indonesia. Dalam survei yang dilakukan secara daring selama dua minggu pada pertengahan Juni lalu.
Menurut survei tersebut, sebagian besar responden 69 persen memilih mengerem belanja, paling tidak hingga enam bulan ke depan. Demikian temuan riset Bank DBS Indonesia yang bertajuk "Indonesia Consumption Basket" yang diterbitkan pada 28 Agustus 2020 tersebut.
Baca Juga: Adaptasi Saat Pandemi, E-Commerce Kecantikan Indonesia Ekspansi ke Vietnam
"Pendapatan sebagian besar saat ini ditabung dan diinvestasikan dari pada dihabiskan untuk belanja barang-barang," ujar External Communications Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, Dahlya Maryana dalam pernyataannya pada rilis yang diterima Suara.com, Sabtu (17/10/2020).
Survei Bank DBS Indonesia mengungkapkan ada lima temuan kunci saat melakukan survei terhadap lebih dari 500 responden yang mayoritas berasal dari Pulau Jawa, termasuk Jakarta dan sebagian kecil luar Pulau Jawa.
Hasilnya, terdapat perubahan sikap masyarakat terhadap kesehatan. Mereka lebih fokus terhadap kebutuhan rumah, memilih untuk memasak makanan sendiri, dan beralih berbelanja melalui platform e-commerce.
"Responden menyebutkan bahwa kesehatan dan kebersihan adalah hal berharga dan terdapat perubahan cara pandang terhadap dua hal itu. Dan sekitar 54 persen responden mengonsumsi lebih banyak vitamin dan suplemen," kata dia.
Ada pun dalam hal makanan, 69 persen responden memilih mengonsumsi makanan yang dimasak sendiri.
Baca Juga: Di Tengah Gelombang Demo, Survei: Cuma Sedikit Publik yang Tahu UU Ciptaker
Sekitar 84 persen responden memilih beraktivitas dari rumah. Mulai dari kerja, belajar dan aktivitas lainnya.
Sementara, perubahan perilaku belanja turut terlihat. Belanja online di situs e-commerce meningkat 66 persen saat pandemi.
Dan, belanja di tempat perniagaan turun mencapai 24 persen, padahal sebelum pandemi, ada 72 persen responden memilih belanja secara offline.
Akibat pandemi dan rendahnya konsumsi rumah tangga karena konsumen yang cenderung mengerem belanja inilah, membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi minus satu persen dari perkiraan sebelum pandemi 5,3 persen.