Suara.com - Setiap 16 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Pangan Sedunia atau World Food Day. Tanggal tersebut diambil ketika Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau FAO milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan pada tahun 1945 lalu.
Di Indonesia, konsumsi protein hewani seperti susu sapi segar terus meningkat. Hanya saja, manajemen peternakan sapi perah Indonesia terutama dalam memenuhi ketahanan pangan harus terus ditingkatkan agar tidak kalah dengan negara-negara lain.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia pada 2019 masih berkisar 16,23 kg per kapita per tahun.
Kebutuhan susu nasional pada 2019 mencapai 4,3 juta ton, namun produksi susu segar dalam negeri atau SSDN hanya mampu memenuhi 22 persen dari kebutuhan nasional secara keseluruhan.
Baca Juga: Hari Pangan Sedunia Diperingati, Bagaimana soal Kesejahteraan Petani
"Edukasi, inovasi, dan kerjasama antara pemerintah-akademisi-peternak-perusahaan dalam mewujudkan peternakan sapi perah yang modern, berkualitas, dan berkelanjutan harus kita lakukan untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas," ujar Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB, Dr. Epi Taufik, S.Pt., MVPH., MSi.
Sementara itu, Pakar Pakan Ruminansia sekaligus Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN.Eng, menekankan pentingnya pengelolaan pakan dan kesehatan ternak sebagai kunci keamanan pangan.
"Peternakan yang mengutamakan prinsip keamanan dan kesehatan menjadi sumber pangan berkualitas yang sangat dibutuhkan masyarakat saat ini. Kesadaran menyediakan pangan aman harus dimulai dari hulu dan seyogyanya menjadi sebuah standar operasi dalam mengelola peternakan, dan dimulai dari pakan," kata Ali Agus melalui siaran pers yang diterima Suara.com, Jumat (16/10/2020).
Ali Agus yang berbicara dalam acara Webinar ‘Peranan Peternak Sapi Perah Indonesia dalam Menjaga Ketahanan dan Keamanan Pangan, Terutama di Masa Pandemi’ juga menekankan pentingnya aspek mutu dan keamanan kesehatan ternak.
Dengan begitu, katanya, produk hasil ternak seperti susu segar dan hasil olahannya akan aman saat dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Peraturan Dianggap Tak konsisten, BPOM Dinilai Tak Serius Urus Kental Manis
"Peternak Indonesia harus terus bersemangat dalam berusaha menjaga kualitas pakan dan menerapkan manajemen kandang yang sesuai standar. Bersama kita harus bisa mendukung peternak untuk terus menyediakan sumber gizi yang dibutuhkan masyarakat," tambah Ali.
Di sisi lain, Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia Andrew F. Saputro menyampaikan, kesadaran masyarakat untuk minum susu setiap hari menunjukkan tren positif dan menjadi bagian dari komitmen masyarakat menjalankan gaya hidup sehat terutama untuk mendukung sistem imunitas keluarga.
"Kebutuhan akan pasokan protein hewani atau susu sapi segar terus meningkat dan ini menjadi peluang kita bersama untuk memajukan potensi peternak sapi perah Indonesia."
Andrew juga menyampaikan apresiasi perusahaan atas dukungan Kementerian Pertanian, GKSI, mitra koperasi dan peternak dalam keberhasilan program pemberdayaan peternak sapi perah Indonesia.
"Kunci utama keberhasilan adalah kolaborasi yang kuat dan konsisten, semoga bersama - sama kita dapat terus memberikan manfaat kebaikan susu bagi seluruh keluarga Indonesia," tutup Andrew.