Suara.com - Ancaman resesi menurut pakar bisa berdampak pada etos kerja pekerja. Oleh karena itu, pekerja wajib memiliki dua kemampuan utama agar terhindar dari dampak resesi seperti pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dr. Tutut Handayani, M.Psi., Psi., mengatakan dibutuhkan kemampuan adaptasi dan leadership yang tinggi dari pekerja agar bisa menjadi Champion Team untuk melawan resesi.
"Karena kecepatan beradaptasi akan melatih tim untuk mempunyai mentalitas cepat bangkit saat dalam keadaan terpuruk seperti resesi yang kita hadapi sekarang," tegas Tutut pada acara Top Business Talk #2: 'Bangun Champion Team, Hadapi Resesi', Jumat (16/10/2020).
Ia mengatakan dampak resesi ekonomi di Indonesia ini memang membuat semua perusahaan mulai merasa waspada, karena ancamannya juga akan terjadi pada etos kerja karyawan.
Baca Juga: Menaker : Dengan UU Cipta Kerja, Perlindungan Hak Pekerja Ditingkatkan
"Dampak psikologi nya setiap perusahaan akan mulai berhati-hati, terlebih semua komponen akan terdampak, terlebih terhadap karyawan," ujar Tutut.
Menurutnya, pemimpin perusahaan perlu lebih banyak untuk berpikir berubah, dan ini menjadi sebuah paksaan sebagai perusahaan. Dan, semua sama-sama harus berintropeksi diri untuk menghadapi tantangan tersebut.
"Jadi saat ini setiap perusahaan perlu yang namanya berinovasi, dan ini merupakan salah satu cara untuk melakukan perubahan. Dan, disarankan untuk segera memilih tim yang memiliki komitmen tinggi terhadap perusahaan," kata dia.
Sementara, Steering Committee Inclusive Human Resource Indonesia (IHRI), Anwar Yulistianto menambahkan pandemi Covid-19 dan resesi yang terjadi di Indonesia memang mempercepat dan memaksakan perubahan terjadi.
Hal ini mendorong tim HR dan perusahaan untuk cepat beradaptasi dan melakukan adjustment dari sisi model bisnis maupun cara kerja yang didukung dengan perangkat kerja berbasis teknologi yang sesuai dengan kebutuhan di era digitalisasi ini.
Baca Juga: Investor Khawatir Indonesia Resesi Dorong IHSG Ditutup Melemah
"Ada makna di suatu balik peristiwa. Perubahan ini adalah keniscayaan dan bagaimana kita bisa beradaptasi dengan perubahan paksaan tersebut. Dan, tentu mindset semua perlu dirubah. Pandemi ini siap tidak siap harus menyikapinya dengan setiap mungkin," jelas dia.
Hal ini yang juga dirasakan MAKA Group, Adisti Ikayanti selaku Chief People & Legal Officer MAKA Group, menerangkan dalam menghadapi tantangan tersebut pihaknya mulai merubah strategi penjualan.
"Salah satu cara kami berinovasi saat menghadapi resesi saat pandemi adalah dengan melakukan restrukturisasi tim, jadi ada karyawan yang dipindah antar departemen supaya kerjanya lebih efektif. Selain itu perubahan produk, kami membuat Tukucur, kopi Tuku dalam kemasan 1 liter," tuturnya.