Masih Bingung Batik Solo dan Batik Yogya? Ini Keunikannya

Jum'at, 09 Oktober 2020 | 13:55 WIB
Masih Bingung Batik Solo dan Batik Yogya? Ini Keunikannya
Ilustrasi batik. (Dok : Kemenparekraf).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Batik merupakan salah satu hasil kriya yang populer hingga mancanegara. Tidak hanya populer, kriya ini merupakan salah satu jenis budaya yang paling dibanggakan oleh warga negara Indonesia.

Kamu mungkin sudah mengenal beberapa jenis batik seperti batik Yogyakarta, batik Solo, dan Batik Pesisiran. Meski demikian, tahukah kamu cara membedakan antara Batik Yogyakarta dan Batik Solo?

Saat kamu berwisata #DiIndonesiaAja dan berkunjung ke beberapa kampung batik maupun museum batik di Indonesia, mungkin kamu akan kebingungan untuk membedakan apa saja perbedaan dari kedua motif batik Yogyakarta dan Solo yang sepintas terlihat sama.

Sesuai dengan historinya, Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo yang menjadi pakem untuk pembuatan batik dari Solo maupun Yogyakarta memiliki asal yang sama: Kerajaan Mataram. Oleh karena itu, motif dan pola dari kedua batik ini cenderung mirip dan sulit dibedakan satu sama lain dibandingkan dengan motif-motif batik yang lainnya. Sebelum kamu berwisata setelah pandemi selesai nanti, yuk pelajari apa saja perbedaan motif batik Solo dan batik Yogyakarta berikut ini:

Baca Juga: Whisnutama Akan Rombak Anggaran Kemenpar untuk Lawan Corona

1.  Falsafah adi luhung dan edi peni

Motif dari Batik Solo dan Yogyakarta memang serupa, namun mereka tak sama lho. Terdapat perbedaan pada filsafah yang dianut masing-masing batik dari Yogyakarta dan Solo. Bila motif batik Yogyakarta biasanya lebih berfokus ke adiluhung (bernilai tinggi secara mutu) sedangkan motif batik solo biasanya lebih berfokus ke edipeni (keindahan). Hal tersebut yang kemudian dapat menjadi dasar utama untuk membedakan motif dari dua jenis batik tersebut.

2.Motif yang penuh makna dan motif yang indah

Salah satu motif batik Yogyakarta.(Dok : Kemenparekraf).
Salah satu motif batik Yogyakarta.(Dok : Kemenparekraf).

Karena berfokus ke adi luhung, biasanya motif batik Yogyakarta lebih banyak digambarkan dengan pola yang besar serta garis-garis yang tegas. Sementara itu, motif pada batik Solo akan digambarkan dengan garis-garis yang halus dan fleksibel.

Oleh karena itulah, biasanya pengguna batik motif Yogyakarta akan memberikan kesan gagah dan berwibawa karena motif-motifnya yang penuh makna sementara batik motif Solo akan memberikan kesan yang lebih kalem dan cantik bagi para penggunanya.

Baca Juga: Kemenpar Kembangkan Desa Wisata, Ini 5 Desa yang Patut Dikunjungi

3.Warna sogan batik: coklat atau kuning?

Warna sogan adalah istilah untuk warna merah/coklat pada batik, berasal dari kata ‘soga’ yang merupakan pohon pewarna alami untuk batik. Meskipun sangat samar, namun pewarna sogan yang digunakan untuk batik Yogyakarta biasanya lebih terlihat coklat dibandingkan dengan pewarna sogan batik Solo yang lebih cenderung ke warna kuning.

4.Amati lung-lungan dan isen-isen batik

Motif batik Lung-lungan. (Dok : Kemenparekraf).
Motif batik Lung-lungan. (Dok : Kemenparekraf).

Lung-lungan adalah jenis isian atau motif batik yang biasanya digambarkan dengan tumbuhan menjalar sementara isen-isen merupakan motif batik yang menjadi pemanis dari sebuah pola dasar. Biasanya, motif batik Solo menggunakan lebih banyak lung-lungan dalam bentuk lekungan/ cabang dengan atau tanpa daun serta isen-isen dalam bentuk cecek (titik-titik) sebagai pemanis karena motifnya yang lebih berfokus pada filsafah edi peni.

Walaupun Batik Solo menggunakan lung-lungan dan isen-isen lebih banyak daripada Batik Yogyakarta, namun sebenarnya Batik Yogyakarta juga tetap menggunakan cecek sebagai isen-isen pemanis pola dasar. Meski demikian, jumlahnya biasanya tidak terlalu banyak dan pola utama tetap menjadi fokus dari batik secara keseluruhan supaya makna yang ingin disampaikan melalu pola tetap tergambar jelas.

5.Motif yang serupa, namun tak sama

Bila kamu membeli batik di toko batik sepanjang jalan atau pasar Malioboro, Pasar Tradisional Klewer, maupun di Kampung Batik yang terletak di kota Yogyakarta dan Solo, kamu mungkin akan melihat beberapa motif populer seperti motif gurda dan motif parang. Sepintas, kedua motif dari batik Yogyakarta dan batik Solo ini mungkin terlihat serupa. Tapi ada sedikit perbedaan yang bisa kamu amati lho.

Pada batik motif gurda dari Yogyakarta, biasanya gurda cenderung digambarkan lebih membulat dibandingkan dengan gurda motif Solo yang lebih memanjang atau lonjong. Selain itu, motif parang dari Yogyakarta dan Solo memiliki arah yang berbeda.

Penasaran? Coba kunjungi beberapa museum di Yogyakarta dan Solo atau Museum Ullen Sentalu yang biasanya memiliki koleksi batik dari kedua daerah setelah pandemi berakhir nanti.

Selain hanya berkunjung dan melihat-lihat di museum, kamu juga bisa mencoba langsung terlibat dalam proses membatik pada beberapa kampung batik seperti Kampung Batik Kauman di Solo atau Kampung Batik Giriloyo dan Kampung Batik Ngasem di Yogyakarta. Kunjungi juga website #DiIndonesiaAja untuk informasi lebih lanjut.

Meskipun sekarang kamu masih belum mulai bisa berwisata, kamu bisa menunjukan rasa banggamu terhadap batik dengan mengikuti ikuti kontes foto dan video #BatikItuAsyik lho. Apalagi, kalian bisa mengikutinya dengan info yang sudah kami rangkum untuk menangkan hadiah menariknya dari Pesona Indonesia!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI