Facebook: Semakin Aman dan Sederhana Sebuah Konten, Semakin Diminati Publik

Kamis, 08 Oktober 2020 | 14:36 WIB
Facebook: Semakin Aman dan Sederhana Sebuah Konten, Semakin Diminati Publik
Ilustrasi Facebook. [Austin Distel/Unsplash]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak orang atau konten kreator memilih menggunakan bahasa yang sensasional untuk membuat kontennya ditonton atau dibaca dan menjadi viral. Tapi menurut hasil penelitian, trik tersebut justru menunjukkan hasil yang sebaliknya.

Lewat sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan peneliti Facebook, ditemukan bahwa konten yang menggunakan bahasa yang 'aman' dan tidak sensasional justru mendapatkan interaksi yang lebih tinggi di media sosial Facebook.

Konten yang termasuk artikel dengan bahasa 'aman' ini, sesuai dengan panduan pencegahan bunuh diri, seperti misalnya menambahkan informasi layanan hotline pencegahan bunuh diri. Konten tersebut biasanya akan memiliki rating pembaca yang bisa bertambah hingga 19 persen.

"Misalnya jika sebuah artikel sebelumnya tidak menyertakan layanan hotline bunuh diri, saat mereka menambahkan informasi tersebut maka peluang artikel tersebut dibagikan oleh orang yang melihatnya di Facebook akan meningkat hingga sebesar 19 persen," ujar Moira Burke, Research Scientist Facebook dalam acara Workshop Panduan Pelaporan Berita Bunuh Diri dan Kesehatan Mental Instagram, Kamis (8/10/2020).

Baca Juga: Gagal Selamatkan Nyawa Anak 6 Tahun, Dokter Bunuh Diri

Konten 'aman' itu bagaimana caranya mencegah aksi bunuh diri dan tindak melukai diri sendiri dengan memberikan berbagai pemahaman kesehatan mental, tidak membahas atau publikasi tempat dan metode aksi bunuh diri, terlebih jika bunuh diri dilakukan para pesohor atau publik figur.

Penelitian ini dilakukan CDC untuk memahami dampak pemberitaan bunuh diri di media sosial. Mirisnya ditemukan lebih dari 60 persen artikel berita tentang bunuh diri tidak memberi perlindungan, layanan pencegahan bunuh diri dan bantuan konsultasi kesehatan mental.

Mayoritas konten atau artikel yang ditemukan di Facebook mengandung unsur berbahaya, seperti menyebutkan nama orang yang meninggal 60 persen, menampilkan kata 'bunuh diri' yang mencolok di judul 59 persen, dan menginformasikan detail lokasi bunuh diri 55 persen hingga metode bunuh diri 50 persen.

Penelitian yang dipublikasi di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada 6 Juli 2020 dilakukan dengan cara mengumpulkan 1000 artikel tentang bunuh diri yang paling banyak dibagikan di facebook.

Artikel-artikel ini terbit dalam bahasa Inggris pada 2018, kemudian oleh tim peneliti artikel dievaluasi apakah mengikuti 27 poin panduan yang dibuat para ahli pencegahan bunuh diri, dan apakah menghindari 18 unsur berbahaya dalam artikel.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Diprediksi Bikin Angka Bunuh Diri Meroket

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Respons Elkan Baggott usai Shin Tae-yong Dipecat PSSI
Respons Elkan Baggott usai Shin Tae-yong Dipecat PSSI
Asisten Shin Tae-yong: Tidak Ada yang Tahu Sesakit Apa...
Asisten Shin Tae-yong: Tidak Ada yang Tahu Sesakit Apa...
Hak Angket di DPR Kian Melempem, Habiburokhman: Semakin Hari, Semakin Mustahil
Hak Angket di DPR Kian Melempem, Habiburokhman: Semakin Hari, Semakin Mustahil
Eks Striker Barcelona Pengganti STY, Diumumkan Erick Thohir Hari Ini
Eks Striker Barcelona Pengganti STY, Diumumkan Erick Thohir Hari Ini
Nathalie Holscher Dirujak Netizen Gegara Konten Sampah: Cerai dengan Sule Hidupnya Semakin Tak Jelas - Suara Moots
Nathalie Holscher Dirujak Netizen Gegara Konten Sampah: Cerai dengan Sule Hidupnya Semakin Tak Jelas - Suara Moots
Semakin Langsing, Penampilan Baru Aurel Hermansyah Jadi Sorotan
Semakin Langsing, Penampilan Baru Aurel Hermansyah Jadi Sorotan

TERKINI