Simak Decoy Effect, Salah Satu Strategi Pemasaran Starbucks

Rabu, 07 Oktober 2020 | 16:21 WIB
Simak Decoy Effect, Salah Satu Strategi Pemasaran Starbucks
Ilustrasi gerai Starbucks (Unsplash @trance)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Strabucks awalnya hanya sebuah toko kecil yang menjual biji kopi di Seattle, Amerika Serikat. Namun kekinian, Starbucks sudah bisa dibilang menguasai pasar pangsa kopi di seluruh dunia. 

Melansir situs resmi www.starbucks.co.id, Rabu (7/10/2020) gerai pertama Starbucks Indonesia berada di Plaza Indonesia. Gerai ini dibuka pada 17 Mei 2002. Terhitung, sampai dengan bulan Januari 2018 lalu, telah terdapat 326 gerai Starbucks di Indonesia.

Gerai kopi yang banyak digandrungi milenial ini, ternyata menggunakan strategi pemasaran decoy effect untuk meningkatkan penjualan mereka.

Hal ini diungkap oleh akun jejaring sosial TikTok @finfolkmoney.  Video singkat yang diunggah akun tersebut menunjukkan, bagaimana strategi penjualan mereka ini terbukti ampuh menggaet pelanggan.

Baca Juga: Kerap Lembur? Simak 5 Tips Atasi Ngantuk Tanpa Harus Minum Kopi Berikut Ini

Ilustrasi kopi Starbucks (Unsplash @kalvisuals)
Ilustrasi kopi Starbucks (Unsplash @kalvisuals)

Starbucks menyediakan 3 ukuran untuk setiap minumannya. Untuk ukuran terkecil yakni tall dengan kapasitas 355 ml, grande 473 ml, dan venti 592 ml. Di ukuran gelas inilah strategi pemasaran decoy effect bermain.

Akun @finfolkmoney menarik contoh misal segelas americano ukuran tall dibanderol Rp 32 ribu, grande seharga Rp 35 ribu dan venti seharga Rp 37 ribu.

Jika hanya ada dua pilihan (tall dan grande), kebanyakan konsumen akan memilih tall karena merasa grande mahal. Tetapi saat dimunculkan opsi ketiga, yaitu venti, rata-rata orang akan memilih grande.

Biasanya, saat ada dua pilihan, orang akan memilih sesuai dengan kebutuhan. Namun pertimbangan ini bisa berubah saat ada 3 pilihan.

Strategi pemasaran ini menggunakan trik psikologi cukup jitu. Yang mana umumnya, konsumen ingin mengambil pilihan aman atau berada di tengah.

Baca Juga: Ingin Belajar Jadi Pengusaha Kopi? Ikut Saja Pelatihan Gratis Ini

Dalam artian, dari ketiga pilihan tersebut mereka akan memilih harga yang lebih murah namun memiliki kuantitas lebih banyak.

Decoy effect, pertama kali dijelaskan di Journal of Consumer Reasearch oleh Joel Huber, John Payne dan Christoper Puto pada 1982. Strategi ini merupakan bagian dari ilmu psikologi yang telah digunakan secara luas oleh produk maupun layanan untuk mendongkrak penjualan agar lebih banyak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI