Suara.com - Pemakaman tertua di India harus dibongkar agar bisa menguburkan ratusan jenazah pasien Covid-19. Para pekerja membersihkan semak dari gurun untuk menambahkan 400 kuburan di samping reruntuhan tembok kota bersejarah.
India mengalami angka kematian Covid-19 lebih dari 100 ribu di seluruh negeri dengan jumlah infeksi telah melampaui 6,7 juta orang. Sejak pemakaman pasien Covid-19 pertama kali pada bulan April, telah dikuburkan lebih dari 700 jenazah di pemakaman Islam di Jadid Qabristan, di sebelahnya yang ditujukan untuk para korban pandemi.
"Kami tidak menyangka kami harus membersihkan lebih banyak lahan untuk kuburan. Tapi mayat terus berdatangan," kata kepala penggali kubur Mohammad Shameem dikutip dari Channel News Asia.
Shameem mengatakan kuburan, yang didirikan pada tahun 1924 itu akan segera mencapai kapasitasnya.
Baca Juga: Tesla Akan Membuka Pabrik di India, Begini Muasal Kisahnya
"Saya pikir, kami akan membersihkan sisa lahan terakhir untuk kuburan dalam beberapa bulan mendatang," ucapnya.
Umat Hindu, yang merupakan mayoritas dari populasi India sekitar 1,4 miliar, biasanya dikremasi setelah kematian. Tetapi diperkirakan ada sekitar 200 juta rakyat Muslim di India menguburkan jenazah.
Seperti pekerja di krematorium umat Hindu terdekat, Shameem mengatakan dia sering menghadapi kondisi yang sulit.
"Kami melakukan begitu banyak pekerjaan selama delapan bulan terakhir. Tapi hampir tidak ada bantuan dari pemerintah, dalam hal alat pelindung diri," ungkapnya.
Baca Juga: Renggut Nyawa Puluhan Ribu, Lahan Makam Pondok Ranggon Diperluas